Banner Dempo - kenedi

Mengendalikan Harga Beras di Bulan Ramadan

Pekerja memikul karung beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta. Beras untuk lebaran dipastikan aman. ANTARA FOTO/ M Risyal Hidayat.--

Sementara itu, pada saat sama permintaan terus mengalami kenaikan.

Di dalam negeri, potensi panen pada Maret 2024 diperkirakan mencapai 3,51 juta ton. Produksi panen ini menjadi kabar baik untuk meredakan kenaikan harga memasuki bulan Ramadan.

BACA JUGA: Industri Indonesia di Tengah Resesi Global

BACA JUGA: Bank Indonesia Jamin Utang Luar Negeri Aman dan Terkendali

Jumlah ini dinilai cukup memasok kebutuhan nasional sebesar 2,5 juta per bulan.

Namun secara tahunan Indonesia mesti tetap waspada. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan potensi produksi padi pada empat bulan pertama di 2024 baru akan menyentuh 18,59 juta ton gabah kering giling (GKG).

Angka itu turun 3,95 juta ton GKG atau 17,54 persen dibandingkan periode sama pada tahun lalu, yakni 22,55 juta ton gabah kering giling.

Merujuk pemberitaan  Reuters, yang mengutip pernyataan Peter Clubb, analis dari International Grains Council (IGC) yang berbasis di London produksi beras Indonesia diperkirakan turun drastis pada 2024, menyusul dampak El Nino yang menghantam pada 2023. Ujungnya, kemungkinan besar akan membuat impor Indonesia tetap di atas rata-rata pada 2024.

BACA JUGA:Kemilau Perhiasan Indonesia Mendunia

BACA JUGA:Mengenal Aturan Baru PLTS Atap

Sementara itu, BPS mencatat sepanjang 2023, Indonesia mengimpor 3,06 juta ton beras. Angka impor ini merupakan tertinggi sepanjang lima tahun terakhir.

Negara asal impor terbesar adalah Thailand, Vietnam, dan Myanmar. Pada 2024, angka impor beras diperkirakan mencapai 3,6 juta ton. Jumlah itu meningkat 1,6 juta ton dari perencanaan awal sebanyak 2 juta ton.

Impor beras itu ditargetkan masuk pada Januari--Maret 2024. Artinya, jauh sebelum panen raya. Dengan demikian, beras impor akan memperkuat cadangan beras pemerintah dan keperluan bantuan sosial.  

Merujuk data pemerintah, cadangan beras dipertahankan di level 1,2 juta ton. Patokan ini penting sebagai salah satu jurus menstabilkan harga pangan.

BACA JUGA: Gasifikasi Pembangkit Listrik Menuju Bebas Emisi Karbon

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan