Alih Fungsi Lahan Pertanian Terus Mengancam

Di tengah keluhan masyarakat sual pupuk, alih fungsi lahan pertanian terus menjadi ancaman-Radar Utara/ Benny Siswanto -

RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Di tengah munculnya keluhan di masyarakat soal pupuk, Radar Utara membaca jumlah alokasi pupuk di tahun ini relatif anjlok dibanding dengan tahun sebelumnya.  

Informasi perihal pupuk itu, jika membaca Keputusan Bupati Nomor 521/40/DTPHP/2024 tentang Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian Kabupaten Bengkulu Utara Tahun Anggaran 2024. 

Regulasi yang dibuat 8 Januari 2024 tersebut, menegasi Harga Eceran Tertinggi atau HET Pupuk Urea Rp 2.250/kg, Pupuk NPK Rp 2.300/kg serta Pupuk NPK untuk Kakau Rp 3.000/kg. 

Beleid itu juga menegasi soal alokasi pupuk bersubsidi di daerah yang mengklaim memiliki sawah atau pertanian pangan berkelanjutan seluas 3,4 ribu hektar ini. 

BACA JUGA:Hermedi Rian Ketua, Tommy Sitompul Waka 1, Herliyanto Waka 2?

BACA JUGA: Bahas Draf Perbup Dana Desa dan ADD Bengkulu Utara

Lugas luasannya, dilugas daerah lewat Perda tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan atau PLP2B yang dibahas dan disahkan cukup cepat itu. 

Sedangkan alokasi pupuk tahun 2024 yang terbagi 2 jenis, dibaca lewat aturan tersebut, kuota Urea total alokasinya sebanyak 1.014 ton. Sedangkan untuk pupuk NPK sebanyak 998 ton.  

Ancaman paceklik di sektor pangan, tak luput mungkin saja terjadi di daerah ini. Itu akan terjadi, ketika manajemen keberadaan lahan potensial, tidak dimenej secara baik dan maksimal. 

Laju pertumbuhan penduduk, tingkat ekonomi sampai dengan fakta harga-harga hasil panen, khususnya pertanian, bisa dibilang masih sangat sulit mengentaskan petani di garis kemiskinan. 

BACA JUGA: Beda Bahasa dan Dialek Versi Kantor Bahasa

BACA JUGA:Selamat, Pemda Bengkulu Utara Raih Piala Adipura

Akibat persoalan sosial yang terjadi tersebut, praktik alih fungsi lahan pertanian sudah kian saja nyata mengancam. Dan sudah terjadi. Berdirinya bangunan-bangunan pemukiman, menjadi fakta yang tak bisa ditampik. 

Ancaman di sektor pangan ini, kian mengkhawatirkan dengan kondisi cuaca yang belakangan ini kian saja sulit diterka. Baik itu soal musim penghujan atau pun musim kemarau yang tak konsisten lagi seperti jamam lampau. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan