Desa Lubuk Sanai Jadi Pilot Project Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas
Terlihat wakil Bupati Mukomuko saat menghadiri louncing pengelolaan sampah di Desa Lubuk Sanai-Radar Utara/ Wahyudi -
MUKOMUKO, RADARUTARA.BACAKORAN.CO – Upaya mewujudkan kemandirian desa yang menjadi visi Bupati dan Wakil Bupati Mukomuko mulai menemukan bentuk nyata. Pemerintah Kecamatan XIV Koto resmi mendorong Desa Lubuk Sanai sebagai pilot project Inovasi Pengelolaan Sampah Berbasis Komunitas yang dipadukan dengan budidaya maggot sebagai sumber pendapatan desa dan rumah tangga melalui konsep ekonomi sirkular.
Selama ini, sampah kerap dipandang sebagai sumber penyakit, penyebab lingkungan kotor, hingga memicu polusi udara. Namun melalui inovasi ini, sampah justru diposisikan sebagai potensi ekonomi yang bernilai jika dikelola dengan benar. Edukasi inilah yang kini mulai digencarkan pemerintah kecamatan bersama desa.
Camat XIV Koto, Singgih Pramono, MH, menegaskan bahwa program ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat kemandirian desa sekaligus mengubah pola pikir masyarakat terhadap sampah.
“Jika dikelola dengan baik, sampah justru bisa menjadi sumber pendapatan bagi desa dan rumah tangga. Konsep ini yang terus kita edukasikan di tengah masyarakat,” ujarnya.
BACA JUGA:Perkuat Penanganan Sampah, Mukomuko Dibantu 8 Kontainer Baru
BACA JUGA:DLH Akui Belum Mampu Kelola Sampah dengan Teknologi Modern
Ia menjelaskan, keberhasilan program sangat bergantung pada dukungan masyarakat serta kolaborasi semua pihak. Setiap rumah tangga akan menjadi bagian penting melalui pemilahan sampah organik dan nonorganik, sementara BUMDes akan bertugas melakukan penjemputan sampah secara terjadwal.
“Sampah organik bisa dimanfaatkan untuk budidaya maggot, sedangkan sampah nonorganik dapat dijual atau didaur ulang dengan sentuhan teknologi ke depan. Semua butuh proses, tapi arah ini sudah kita persiapkan,” tambah Singgih.
Senada dengan itu, Kepala Desa Lubuk Sanai, Mutriadi, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan. Ia menegaskan kesiapan desanya menjalankan inovasi tersebut.
“Kami sudah menyiapkan lembaga pengelola, payung hukum, dan teknis pelaksanaannya. Pembagian kuesioner serta wawancara perwakilan rumah tangga juga telah dilakukan, dan mayoritas masyarakat mendukung penuh program ini,” katanya.
Ia menegaskan bahwa pelaksanaan teknis akan membutuhkan pendampingan dan advokasi berkelanjutan dari Pemerintah Kecamatan XIV Koto serta pihak terkait lainnya. Dengan langkah awal yang kuat, Desa Lubuk Sanai kini menjadi contoh bagaimana sampah tidak lagi menjadi persoalan.
BACA JUGA:Mukomuko Terima 8 Kontainer Sampah, Titik Penempatan Disesuaikan
BACA JUGA:Camat XIV Koto Canangkan Inovasi Bank Sampah dan 'Genting Tenan'
"Namun sampah menjadi peluang untuk kemandirian ekonomi, selain lingkungan yang bersih, serta kehidupan desa yang lebih bermartabat dan berdaya saing," pungkasnya. (rel)