Lepas Liar Ternak di Mukomuko Masalah Klasik yang Tak Kunjung Usai
Kepala Dinas Satpol PP Mukomuko Jodi, S.Pd, S.IP-Radar Utara/Wahyudi-
MUKOMUKO, RADARUTARA.BACAKORAN.CO – Persoalan ternak yang dilepas liarkan di fasilitas umum (fasum) dan ruas jalan di Kabupaten Mukomuko hingga kini masih menjadi pekerjaan rumah yang belum tuntas.
Tren pelanggaran ini cenderung naik-turun, sangat bergantung pada intensitas patroli yang dilakukan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Kepala Dinas Satpol PP Mukomuko, Jodi, S.Pd, S.IP, mengungkapkan bahwa setiap kali pihaknya meningkatkan patroli dan melakukan penertiban, jumlah ternak yang dilepas liarkan menurun signifikan. Namun, kondisi tersebut tidak bertahan lama. Begitu pengawasan dikurangi, para pemilik ternak kembali melepaskan hewan-hewan peliharaannya ke jalanan dan area publik.
“Masalah ternak lepas di daerah ini sudah menjadi persoalan klasik. Kami sudah berulang kali melakukan berbagai upaya agar pemilik ternak mematuhi aturan, namun hasilnya tetap sama. Saat dipresur, mereka patuh. Begitu longgar, ternak kembali dilepas,” ujarnya.
Menurut Jodi, berbagai langkah sudah ditempuh. Mulai dari sosialisasi langsung secara door to door, menerbitkan surat edaran resmi, hingga melakukan penangkapan terhadap ternak yang kedapatan berkeliaran. Sayangnya, semua upaya itu belum cukup memberikan efek jera.
BACA JUGA:Jalur Lintas Barat Sumatera, Ternak Liar Ancam Pemudik
BACA JUGA:Pemkab dan Warga Harus Berkolaborasi Tangani Ternak Liar di Mukomuko
“Sekarang ini hanya satu kuncinya, yaitu kesadaran dari pemilik ternak itu sendiri. Sebab dampak dari ternak yang dilepasliarkan tidak main-main. Sudah banyak korban materi, bahkan ada korban jiwa manusia akibat kecelakaan yang disebabkan ternak di jalan,” tegasnya.
Satpol PP menilai, jika tidak ada kesadaran penuh dari masyarakat, persoalan ini akan terus berulang setiap tahun. Selain mengganggu ketertiban umum, ternak lepas juga membahayakan keselamatan pengendara dan menurunkan estetika lingkungan kota.
Pemerintah daerah bersama Satpol PP berharap masyarakat lebih disiplin dalam memelihara hewan ternaknya, dengan cara mengandangkan atau memasang ikatan yang sesuai. Kesadaran kolektif dinilai menjadi solusi utama untuk menuntaskan masalah klasik yang seolah tidak ada ujungnya ini.
"Kami tidak melarang warga memelihara ternak, tapi tolong peliharalah ternak tersebut dengan baik. Jangan sampai mengganggu ketertiban umum," pungkasnya. (rel)