DLH Mukomuko Kewalahan Tangani Sampah, Anggaran dan Armada Jadi Kendala

MUKOMUKO, RADARUTARA.BACAKORAN.CO – Persoalan sampah kembali mencuat di Kabupaten Mukomuko. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat mengaku kewalahan menangani permasalahan yang kian kompleks.

Minimnya anggaran, keterbatasan armada, serta jumlah tenaga kebersihan yang tidak sebanding dengan volume sampah membuat pengelolaan sampah di daerah ini belum berjalan maksimal.

Kepala DLH Mukomuko, Budiyanto, S.Hut, M.IKom, saat dikonfirmasi mengakui bahwa tumpukan sampah masih mudah ditemui di sejumlah titik, terutama akibat kebiasaan sebagian warga yang membuang sampah sembarangan. Meski petugas kebersihan telah berupaya setiap hari melakukan pengangkutan, namun berbagai kendala teknis masih kerap menghambat.

“Setiap hari armada kami beroperasi untuk mengangkut sampah masyarakat di wilayah kota. Tapi sering terkendala faktor cuaca, kerusakan kendaraan, keterbatasan BBM, hingga anggaran yang belum memadai. Kondisi inilah yang membuat penanganan tidak selalu bisa maksimal,” ujarnya.

Budi menegaskan, peran serta masyarakat sangat penting dalam membantu mengatasi persoalan sampah. Ia mengimbau warga agar tidak menumpuk sampah sembarangan di luar pagar rumah karena rentan diacak-acak hewan. Sebaliknya, sampah rumah tangga sebaiknya dikemas rapi dalam plastik atau karung sebelum diangkut.

BACA JUGA:Jaga Kelestarian Lingkungan, DLH Mukomuko Lakukan Uji Sampel Udara

BACA JUGA:DLH Mukomuko Tambah 26 Tempat Sampah Baru

“Kalau tidak bisa langsung dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), minimal dipilah dan dikumpulkan dengan rapi di rumah. Sampah organik dipisahkan dengan yang non-organik. Jadi saat petugas tiba, tinggal diangkut, dan lingkungan tetap bersih,” terangnya.

Ia menambahkan, sesuai standar operasional prosedur (SOP), petugas DLH menargetkan semua sampah berserakan sudah harus bersih pada pukul 09.00 WIB setiap pagi. Namun hal itu hanya bisa tercapai bila masyarakat juga disiplin.

“Yang perlu dipahami, tugas utama DLH adalah membersihkan sampah yang berserakan di jalan dan ruang publik. Bukan mengangkut langsung sampah dari tiap rumah tangga. Kesadaran dan partisipasi warga sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat,” pungkasnya. (rel)