Iklan doni 2

DOTI LAMAIKA

Erna Wiyono-Istimewa-

BACA JUGA:Kami Tunggu Ibu di Api

Keluarga Lamaika sudah putus asa. Segala upaya pengobatan tradisional tak membuahkan hasil. Tenessa, teringat akan neneknya, seorang tabib tradisional, memutuskan untuk kembali ke desa dan membantu Lamaika.

"Ibu, jangan khawatir, saya akan melakukan yang terbaik untuk membantu Lamaika," kata Tenessa pada ibu Lamaika, Matriani.

 "Tenessa, kami telah mendengar tentangmu, banyak orang yang percaya bahwa kamu memiliki kemampuan untuk menyembuhkan, kami mohon, tolonglah Lamaika," pinta Aman Hiro, tetua adat desa.

 "Saya akan berusaha semaksimal mungkin, jangan berharap terlalu banyak. Saya perpanjangan tangan Tuhan, saya akan  berusaha  menjalankan  anugerah ini  yang  diberikan  Tuhan  untuk  menolong  sesama," jawab Tenessa.

 Lamaika bercerita tentang mimpinya yang aneh: sepasang bola api berputar di atas rumahnya. Tenessa merasakan hawa dingin. Intuisi perempuan itu berbisik, ada sesuatu yang tidak beres.

 "Lamaika," kata Tenessa, "jangan takut. Aku akan selalu di sini untukmu untuk melindungimu."

 BACA JUGA:Kopi Pahit di New York

"Tenessa," bisik Lamaika lagi, "aku ingin tahu siapa yang membuatku sakit."

"Lamaika," kata Tenessa, "aku akan mencari tahu. Aku akan melakukan yang terbaik untuk menemukan penyebabnya dan mengobati kamu."

Ternyata, tiga dukun, Tumul, Masoa, dan Canggra, dibayar oleh saingan usaha tani Pak Yufri untuk mencelakai Lamaika.

"Sialan!" teriak Tumul. "Energi itu terlalu kuat. Kita tidak bisa menyerang Lamaika sekarang."

"Kita harus mencari cara untuk melemahkan energi itu," kata Masoa.

"Kita bisa menggunakan benda keramat yang ada di gua terlarang untuk melemahkan energi itu," kata Canggra. "Tapi itu sangat berbahaya."

Tenessa dan Aman Hiro mencari Batu Aji, benda keramat yang diyakini dapat menghentikan kekuatan jahat. Mereka menemukannya di gua terlarang, di balik air terjun.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan