Tengkulak dan Bulog Bersaing Harga, Petani Mukomuko Diuntungkan

Kepala Dinas Ketahanan Pangan. Elxsandi Ultria Dharma-Radar Utara/ Wahyudi -

MUKOMUKO, RADARUTARA.BACAKORAN.CO — Persaingan harga antara tengkulak dan Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam pembelian gabah dan jagung milik petani di Kabupaten Mukomuko mulai terasa dalam musim panen tahun ini. Petani pun kini berada dalam posisi diuntungkan, seiring penerapan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang mengatur harga dasar untuk komoditas pertanian tersebut.

Untuk diketahui, pemerintah melalui kebijakan pangan nasional menetapkan HPP gabah kering siap giling sebesar Rp6.500 per kilogram. Sementara untuk jagung ditetapkan seharga Rp5.500 per kilogram. Kebijakan ini diharapkan mampu menjaga stabilitas harga di tingkat petani.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko, Elxsandi Ultria Dharma, S.TP, M.Ec, D.Ev, ketika dikonfirmasi mengatakan. Pembelian gabah dan jagung oleh Bulog di Kabupaten Mukomuko kini sepenuhnya mengacu pada harga HPP yang ditetapkan. Dan para tengkulak yang selama ini menjadi pemain utama di pasar tradisional juga ikut menyesuaikan diri. Baik tengkulak lokal maupun luar daerah.

"Mereka kini harus membeli gabah dan jagung minimal dengan harga sesuai HPP, bahkan ada yang menawarkan lebih tinggi agar bisa tetap mendapatkan pasokan dari petani," katanya.

Kondisi ini, tentu disambut baik oleh para petani. Jika sebelumnya mereka sering terpaksa menjual hasil panennya dengan harga yang jauh di bawah nilai wajar karena keterbatasan akses pasar dan tekanan tengkulak. Namun kini mereka memiliki pilihan. Sehingga kehadiran Bulog sebagai pembeli resmi dengan harga tetap memberi kepastian dan stabilitas, itulah yang selama ini mereka idamkan.

BACA JUGA:Hingga Pertengahan Mei 2025, Bulog Belanjakan Rp15,15 Triliun untuk Ketahanan Pangan

BACA JUGA:Bulog Bakal Beli Gabah Petani Seharga Rp 6.500/kg dengan Syarat Usia Panen...

“Dengan diterapkannya HPP, maka para tengkulak tidak bisa lagi semena-mena menentukan harga di bawah standar. Kalau mereka ingin tetap bersaing mendapatkan gabah dan jagung dari petani, maka minimal mereka harus beli dengan harga HPP atau bahkan lebih tinggi," ujarnya.

Selain memberikan keuntungan langsung kepada petani, kebijakan HPP ini juga menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam mengamankan stok pangan nasional. Bulog sebagai lembaga yang ditugaskan negara, bertanggung jawab dalam pengadaan dan penyimpanan bahan pangan pokok.

“Melalui pembelian sesuai HPP ini, Bulog tidak hanya membantu petani dari sisi harga, tetapi juga membantu negara dalam menjaga stok cadangan pangan strategis,” jelas Elxsandi.

Ia menambahkan bahwa Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko juga terus memantau pergerakan harga di tingkat lapangan dan mendorong agar petani menjual hasil panennya ke pihak-pihak yang memberikan harga terbaik. Dengan adanya kompetisi sehat di tingkat pembeli, banyak petani berharap tren ini terus berlanjut pada musim tanam dan panen berikutnya.

"Kesejahteraan petani diharapkan bisa meningkat seiring kepastian harga dan terbukanya lebih banyak jalur distribusi hasil pertanian," ungkapnya.

BACA JUGA:Bulog Serap 104 Ton Gabah Petani

BACA JUGA:Bulog Bengkulu Jamin Stabilitas Harga Beras

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan