Seren Taun, Sebuah Tradisi Sejak Kerajaan Sunda Purba
Seren Taun, Sebuah Tradisi Sejak Kerajaan Sunda Purba-Foto : antarafoto-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Tradisi turun temurun sejak zaman Kerajaan Sunda purba seperti kerajaan Pajajaran, seren taun merupakan tradisi budaya yang sarat makna bagi masyarakat Sunda di Jawa Barat. Pasalnya tradisi ini menjadi salah satu cara masyarakat adat untuk mensyukuri hasil panen.
Dimana tradisi yang telah berlangsung sejak berabad-abad lamanya ini, masih dilestarikan masyarakat Sunda di Jawa Barat (Jabar) yang saat ini dipimpin Dedi Mulyadi, sebagai Gubernur Jabar 2025.
Peninggalan kerajaan Sunda itu, khususnya masih terjaga di Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi, Banten, Cianjur, Kuningan, Garut dan beberapa daerah lainnya.
Sejarah Seren Taun
Diperkirakan tradisi Seren Taun sudah ada sejak era Kerajaan Sunda Pajajaran. Di waktu itu, masyarakat yang bergantung pada pertanian, sangat memerlukan hasil dari ladang, utamanya padi.
BACA JUGA:Mengenal Kerajaan di Tatar Sunda, Kerajaan Salakanagara, Tertua?
BACA JUGA:Mengenal Sejarah di Balik Kesenian Kuda Renggong Khas Sumedang, Jawa Barat
Para Raja Sunda juga memberikan dukungan terhadap tradisi ini. Sebagai bentuk penghormatan kepada nenek moyang dan alam sekitar.
Dinamika akulturasi kebudayaan, seperti masuknya Islam ke nusantara khususnya di tanah Jawa, turut membersamai perkembangan, khususnya dari sisi praktik yang terjadi. Namun secara spirit, tradisi nenek moyang ini tetap terjaga hingga saat ini.
Sedangkan untuk istilah "Seren Taun" diambil dari kata "sere" yang berarti selesai atau ucapan syukur, dan "taun" yang berarti tahun.
Dimana tradisi ini dilaksanakan setiap akhir musim panen padi sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas hasil bumi yang berlimpah.
Bagi masyarakat Sunda, padi tidak hanya sekedar makanan, tapi memiliki makna spiritual. Karena dianggap sebagai anugerah dari Dewi Sri, dewi kesuburan dalam kepercayaan tradisional Sunda.
BACA JUGA:Tari Topeng Kelana, Jejak Peradaban Bangsa dari Cirebon yang Tertulis di Kitab Negara Kertagama