Urgensi Suntikan Fiskal Pengembangan Wisata

PUSPA langka, Raflesia Kemumuensis, tengah dipromosikan Finalis Top 10 Gading Bengkulu Utara Tahun 2023 yang berasal dari Kemumu Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara.--Raflesia

ARMA JAYA RU - Suntikan fiskal dari pusat, sangat penting dalam membangun episentrum ekonomi berbasis wisata lokal. Keberadaan spot-spot wisata potensial yang mampu menggerakkan sektor ekonomi. Lantaran dapat merangsang geliat UMKM, acap dihadapkan dengan kondisi sarana dan prasarana yang kurang mumpuni. 

 

Finalis Ajang Tahunan Gadis Bengkulu Utara (BU) Tahun 2023 dari Kecamatan Arma Jaya, Aliya Azzahra, Selasa (26/12). Saat dibincangi di lokasi tumbuh Raflesia Kemumuensis di kawasan wisata alam Palak Siring, menyampaikan eksotisme kembang terbesar sejagad itu, tengah dalam fase menuju mekar sempurna. 

 

"Diperkirakan akan mekar sempurna esok hari," ucap siswi Kelas XII Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Bengkulu Utara, berjarak kurang dari 50 cm dari kembang langka yang kini tengah menunggu para pecintanya menuju penghujung tahun 2023 itu. 

 

Paripurna pengambilan gambar dirinya bersanding dengan Raflesia. Aliya yang memiliki obsesi pengin menjadi seorang pengacara itu, mengungkapkan selain melakukan promosi secara personal, lewat gawai yang memanfaatkan ragam platform medsos seperti instagram, facebook, X hingga threads, tak ketinggalan WhatsApp. 

BACA JUGA:Direktif Kesos Bupati Mian Ini Dicontoh Kabupaten Lain

Dirinya juga menilai perlunya suntikan fiskal khusus dari pemerintah pusat, untuk mendukung sarana dan prasarana sekitaran pusat-pusat pariwisata daerah. 

 

Sebagai bagian dari duta daerah, harapannya itu tidak tertuju pada satu lokus wisata saja. Tapi juga untuk wisata-wisata yang sebenarnya cukup banyak terkandung di kabupaten ini. 

 

Baik wisata yang sudah popular sampai dengan kantung-kantung wisata baru yang relatif belum begitu terjamah. Sehingga memerlukan manajemen pengelolaan yang lebih baik. 

 

"Ketika langkah ini dilakukan, maka terdapat manfaat secara paralel. Satu sisi adalah memaksimalkan potensi wisata berbasis potensi. Kedua, rerata keberadaannya di dalam kawasan hutan, dapat juga menjadi ajang menjaga kelestariannya dari tangan-tangan tak bertanggungjawab, seperti pembalakan liar," ungkap Aliya mencontohkan. 

 

Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kemumu, Triyono, menyampaikan. Selain Raflesia kini tengah dalam fase menuju mekar sempurna. Lazimnya, kata dia, momen langka itu, mampu bertahan paling lama 3 hari yang akan berlanjut menuju fase layu. 

BACA JUGA:Maling Bobol Rumah Imam Masjid Suka Negara, Uang Masjid dan Perhiasan Raib

"Maka saat ini menjadi momen yang sangat menarik dan langka," ujarnya menjabar kembang yang kini memiliki diameter lebih kurang 50 centimeter itu, kemarin. 

 

Dia juga menambahkan, estafet puspa yang jenisnya sempat menjadi obyek lembaga penelitian beberapa tahun silam. Terkait dengan kemungkinan kandungannya untuk obat tertentu, diterang Triyono, masih memungkinkan melanjutkan fase mekar. 

 

"Karena saat ini masih ada satu bonggol lagi, tak jauh dari bunga yang sedang mekar," jelasnya. 

 

"Letak mekar raflesia relatif tidak jauh dari loket masuk," pungkasnya. (bep)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan