Uji Sampel Kualitas Air Minum Isi Ulang Rutin Dilakukan

Terlihat petugas dari dinas kesehatan saat melakukan pengecekan usaha depot air minum isi ulang-Radar Utara/ Wahyudi -

MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Untuk memastikan air minum isi ulang yang dihasilkan para pengusaha depot air minum layak dikonsumsi masyarakat serta sesuai standar kesehatan.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mukomuko, rutin melakukan pemeriksaan depot air minum isi ulang yang beroperasi di daerah ini.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Bustam Bustomo, SKM melalui Sekretaris, Jajat Sudrajat, SKM ketika dikonfirmasi, Kamis, 6 Februari 2025 mengatakan.

Pengecekan yang dilakukan oleh petugas kesehatan ini sangat penting untuk memastikan kondisi depot dan air yang dihasilkan tetap terjamin keamanannya bagi konsumen.

BACA JUGA:Pengelolaan Air Minum Isi Ulang Diawasi Ketat Petugas Kesehatan

BACA JUGA:Petugas Kesehatan Perketat Awasi Depot Air Minum di Mukomuko

“Pengecekan air minum isi ulang rutin dilaksanakan, ada pengawasan internal dan eksternal," katanya.

Jajat menerangkan, setiap bulan pihaknya rutin melakukan pengecekan kualitas pada depot. Uji bakteriologi dilakukan sebulan sekali untuk depot yang produksinya besar, dan depot yang produksinya sedikit, minimal dua bulan sekali.

Sedangkan untuk teknis pengecekannya, pihaknya dibantu sanitarian dari puskesmas untuk mengambil sampel air minum yang kemudian diuji di Laboratorium di Bengkulu.

"Dari ratusan usaha depot air minum isi ulang, seluruhnya sudah dilakukan pengujian sampel air yang mereka hasilkan ke laboratorium. Tapi apa hasilnya, petugas teknis yang lebih tahu," ujarnya.

BACA JUGA:Draf Pergub Penetapan Tarif Air Minum Disusun

BACA JUGA:Dinas Kesehatan Segera Lakukan Surveilans Kualitas Air Minum Rumah Tangga

Ditambahkan Jajat, ada empat parameter untuk menguji kualitas air minum isi ulang. Di antaranya yaitu fisik, bakteriologi, kimia, dan radioaktivitas. Dari empat parameter ini, sebagian diantaranya bisa dillakukan pengujian oleh petugas di daerah ini. Sedangkan sejumlah parameter lainnya belum dapat dilakukan pengujian karena peralatan belum ada.

"Kalau keinginan kita, sekuruhnya bisa diuji di Mukomuko agar tidak terlalu besar biayanya. Namun karena laboratorium daerah belum ada, maka seluruh sampel air terpaksa dibawa ke Bengkulu," jelasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan