Dampak Pencemaran, Kualitas Air Sungai di Mukomuko Rendah

Air sungai di Mukomuko tidak layak dikonsumsi karena kualitasnya rendah-Radar Utara/ Wahyudi -

MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Ini peringatan penting bagi masyarakat agar tidak mengkonsumsi air sungai untuk kebutuhan sehari-hari. Seperti konsumsi minum, memasak termasuk mandi.

Sebab kualitas air sungai di daerah ini sangat rendah. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mukomuko.

Di tahun 2024 lalu, indek kualitas air sungai hanya di angka 37,62. Nilai tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan tahun 2023 yaitu 48,46.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mukomuko, Budiyanto, S.Hut, M.IKo didampingi Kabid Pengolahan Sampah, Limbah B3 dan Pengendalian Pencemaran, Ali Mukhibin, S.Hut ketika dikonfirmasi Jumat, 31 Januari 2025 menjelaskan.

BACA JUGA:Dinas Kesehatan Segera Lakukan Surveilans Kualitas Air Minum Rumah Tangga

BACA JUGA:Dinas Kesehatan Cek Kualitas Air Minum Isi Ulang di Mukomuko

Yang melatarbelakangi indek kualitas air sungai di daerah ini mengalami penurunan, karena dampak terjadinya pencemaran. Baik tercemar limbah organik yang berasal dari limbah rumah tangga, industri, dan kebiasaan warga buang air besar di sungai.

"Itu yang melatarbelakangi indeks kualitas air sungai di daerah ini menurun dari tahun sebelumnya. Dengan menurunnya indeks kualitas air sungai tersebut, tentu saja tidak baik jika dikonsumsi oleh masyarakat," katanya

Budiyanto juga mengungkapkan, dengan kondisi air sungai yang tidak lagi berkualitas. Pihaknya pun telah melakukan pemantauan dan pemasangan alat di 11 titik untuk menentukan indeks kualitas lingkungan (IKLH) yang ada di daerah ini. Terdiri dari pemantauan udara empat titik, air tujuh titik, dan lahan.

"Dari hasil pemantauan tersebut, untuk nilai IKLH di daerah ini turun dari 69,44 menjadi 66,82. Dan ini juga disebabkan karena indeks kualitas air sungai di daerah ini menurun," jelasnya.

BACA JUGA:Air Sungai Keruh Diduga Dampak Aktivitas PT PMN, DLH Bilang Begini...

BACA JUGA:Air Sungai Keruh di Tanjung Karet, Diduga Terdampak Aktivitas Tambang Batu Bara PT PMN

Diterangkan Budi, pemantauan kualitas air sungai di tujuh titik itu diantaranya enam sungai utama dan satu danau. Dari sebanyak enam sungai utama yang ada di daerah itu, yaitu Sungai Manjuto, Sungai Muar, Sungai Selagan, Sungai Bantal, Sungai Air Dikit, Sungai Teramang, dan satu danau di daerah ini. Dan dari setiap sungai itu, ada tiga sampel yang diambil dan dipantau. Di antaranya air sungai di bagian hulu, hilir, dan tengah, dan aktivitas pengambilan sampel air sungai ini dilakukan tiga kali setahun.

"Hasil pemantauan kualitas air sungai, udara, dan lahan. Hanya indeks kualitas air sungai menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk itu kami meminta kepada semua pihak termasuk perusahaan perkebunan kelapa sawit agar mengelola air limbahnya dengan baik, serta tidak membuang limbah yang belum memenuhi baku mutu ke sungai," pungkasnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan