Bisa Jadi Karena Alami Sleep Inertia, Inilah Alasan Kenapa Susah Bangun Meski Telah Pasang Alarm, Penasaran?
Bisa Jadi Karena Alami Sleep Inertia, Inilah Kenapa Susah Bangun Meski Telah Pasang Alarm, Penasaran?-Freepik-
Diketahui ternyata tubuh dapat mentolerir lebih banyak kebisingan pada tahap ketiga Non-REM. Mengapa hal ini terjadi? Faktanya di saat tahapan ketiga, otak akan menghasilkan gelombang delta yang lebih tinggi dari tahap sebelumnya. Akibat dari gelombang ini membuat anda tidak responsif pada keadaan sekitar.
BACA JUGA:Mitos atau Fakta Tidur Siang Bisa Menambah Berat Badan, Yuk Cek Selengkapnya Disini
BACA JUGA:Anda Mengalami Ngantuk Walaupun Tidur Cukup ! Kenali 8 Penyebab Dan Bahayanya
Nah untuk di ingat, gelombang delta adalah gelombang otak yang paling lambat dengan frekuensi 1-4 Hz dan berhubungan dengan tidur nyenyak.
Artinya, mau sekeras dan sebising apa pun alarm, tubuh seakan tidak meresponnya. Dan bila terbangun, Cleveland Clinic mengatakan, kemungkinan orang itu mengalami sleep inertia.
Lalu apa itu Sleep Inertia?
Biasanya ada banyak yang mengira bahwa sleep inertia adalah gangguan tidur.
BACA JUGA:Terapkan Sebelum Tidur ! Ini 8 Kebiasaan Sederhana Yang Dapat Membuat Perubahan Drastis Bagi Anda
Pada kenyataanya bukan, sleep inertia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan transisi antara tidur dan bangun.
Faktanya orang yang mengalami sleep inertia akan merasakan pusing dan kebingungan saat tubuh tidak lagi tidur tapi belum benar-benar terbangun. Umumnya para penderita sleep inertia terjadi sekitar 30 menit.
Selain itu, pada orang yang mengalami sleep inertia tanpa sadar akan mematikan dan menunda alarm saat pertama kali bangun, tutur dokter pengobatan tidur di Michigan Medicine Sleep Disorders Centers, Dr Cathy Goldstein yang dilansir dari CNN.
BACA JUGA:Terungkap! 5 Buah Ini Ternyata Bisa Meningkatkan Kualitas Tidur Anda!
BACA JUGA:Kenali Bahaya dari Mengkonsumsi Obat Tidur Secara Terus Menerus
Melansir dari laman Sleep Foundation, sleep inertia dipengaruhi oleh perubahan aktivitas otak saat seseorang bangun, berkurangnya aliran darah ke otak, dan meningkatnya kadar hormon adenosin yang menyebabkan kantuk.