Inflasi yang meningkat dapat mengurangi
daya beli konsumen dan mempengaruhi stabilitas ekonomi secara keseluruhan.
Hal ini juga dapat mendorong Bank Indonesia untuk mempertimbangkan penyesuaian kebijakan moneter guna mengendalikan inflasi dan menjaga stabilitas ekonomi.
BACA JUGA:Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II-2024: Konsumsi Rumah Tangga dan Ekspor Meningkat
BACA JUGA:Geliat Ekspor Kopi Sumatera Perlu Permodalan, Bagaimana Evaluasi KUR Pemerintah?
Misalnya, perusahaan yang mengimpor mesin, perangkat elektronik, atau bahan baku industri akan menghadapi beban biaya yang lebih tinggi, yang bisa berujung pada kenaikan harga barang di pasar domestik.
Ini dapat mengurangi daya beli konsumen dan menekan inflasi domestik.
Implikasi bagi Ekonomi Domestik
Penurunan nilai tukar rupiah mempengaruhi ekonomi domestik dalam berbagai cara.
Pada satu sisi, peningkatan ekspor dapat mendukung pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja baru.
Namun, kenaikan biaya impor dapat menambah tekanan inflasi dan mengurangi daya beli konsumen.
BACA JUGA:Harga Kopi Per Kg Berapa? Ini Bisa jadi Referensi hingga Angka Ekspor 2023
BACA JUGA:Pinang Indonesia, dari Tradisi Kunyah hingga Ekspor Bernilai Triliunan
Pemerintah dan Bank Indonesia mungkin perlu menyeimbangkan kebijakan moneter dan fiskal.
Untuk mengatasi dampak negatif dan memanfaatkan potensi manfaat dari penurunan nilai tukar rupiah.
Ini bisa melibatkan intervensi pasar untuk menstabilkan nilai tukar, serta kebijakan.