Pinang Indonesia, dari Tradisi Kunyah hingga Ekspor Bernilai Triliunan
Pinang asal Jambi dikenal sebagai yang bermutu dan diminati oleh pasar global. Tercatat ekspor produk pinang Indonesia periode Januari sampai Mei 2024 mencapai USD49,1 juta. Sedangkan pada 2023 tercatat sebesar USD127, 39 juta. -ANTARA FOTO/ Wahdi Setiawan-
RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Tradisi memakan buah pinang sudah dijalani masyarakat Indonesia sejak dahulu kala.
Laku mengunyah buah pinang dicampur kapur, tembakau, cengkeh, gambir, dan dibalut daun sirih diakui berkhasiat menyehatkan gigi dan mulut.
Tidak hanya itu, biji pinang kering juga dimanfaatkan sebagai bahan baku industri dan farmasi.
Di bidang industri, pinang digunakan sebagai campuran kosmetik, campuran permen, serta zat pewarna alami pada kain dan kapas.
Pinang mengandung zat-zat antioksidan sehingga banyak digunakan di bidang farmasi.
Pemakaiannya sebagai campuran pembuat obat-obatan, seperti obat disentri, obat cacing, obat kumur, dan lan-lain.
Selain dimanfaatkan di dalam negeri, pinang biji juga merupakan komoditas ekspor yang turut meningkatkan devisa negara.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa ekspor Pinang Indonesia menduduki peringkat satu dunia.
Hal itu ia sampaikan saat melepas secara simbolis ekspor pinang PT Best Star Indonesia untuk Juli 2024 sebanyak 28 kontainer, yang terdiri dari delapan kontainer ke Arab Saudi dan 20 kontainer ke Bangladesh dengan total nilai USD692 ribu atau setara Rp11,10 miliar.
Pelepasan ekspor dilakukan di gudang PT Best Star di Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.