Cerpen : Heri Isnaini
Aku tinggal di sini. Negeri yang memberikan berbagai kebahagiaan dan kegemerlapan yang memesona. Semua ada di sini. Tidak ada yang kurang.
Aku sebetulnya bahagia tinggal di Negeri ini, mempunyai keluarga yang bahagia dan tentu saja pekerjaan yang layak. Ini negeri tujuan dan mimpi semua orang. Tertata rapi, indah, dan tentu saja teknologi yang sangat maju.
Di Negeri Ini apa pun dan siapa pun wajib dan harus menyebarkan dan melaporkan semua kegiatannya melalui teknologi yang mudah di akses.
Apa pun jenis dan bentuk kegiatannya. Foto dan deskripsi singkat kegiatan itu harus muncul dan langsung diunggah pada media yang sudah disediakan oleh pemerintah Negeri ini sehingga para pemimpin di Negeri dapat mengetahui dan memantau segala aktivitas rakyatnya.
BACA JUGA:Sebelum Pandemi dan Sesudah Itu Mati
BACA JUGA:PEREMPUAN YANG MENJUAL DIRINYA PADA JARAK
Tujuannya tiada lain hanya untuk kemajuan dan ketenteraman Negeri. Wah, aku sangat salut dengan Negeri ini.
Pernah suatu pagi Udin akan mengantarkan anaknya ke sekolah tidak lupa dia akan mendokumentasikan kegiatan penting itu untuk dilaporkan kepada pemerintah dengan tulisan “Hari ini anakku pergi ke sekolah pertamanya”.
Ibu Itoh seorang pedagang sayur di pasar yang sedang menjajakan bayam, kangkung, wortel, dan seterusnya tidak lupa swafoto untuk dilaporkan kepada pemerintah.
Bahkan Imam Besar Masjid pun wajib berswafoto sebelum melaksanakan ibadah kepada Tuhan, tak lupa dengan catatan “Semoga salat zuhur ini diterima Tuhan, Amin”.
Pernah suatu hari, Pak Johan lupa mengunggah foto dia ketika wisuda anaknya, besoknya pak Johan dipanggil Densus 99 karena dianggap makar dan melawan hukum serta undang-undang pemerintahan yang sah, hampir saja Pak Johan dihukum dalam waktu yang lama sebelum anaknya dapat mengeluarkan sang Ayah dari penjara dengan segepok uang jaminan.
BACA JUGA:Anak Sekolah Dasar yang Mati Tak Berdasar
BACA JUGA:Love or Ghosting
Aku berada di Negeri ini sebetulnya bukan karena keinginan. Mimpi pun tidak. aku hanya terjebak. Jadi, begini ceritanya, pada suatu hari aku sedang memancing di pinggiran pantai, tiba-tiba datang badai, ombak, dan angin besar.