Untuk patahan yang berada di darat yakni meliputi Patahan Musi, Patahan Manna serta Patahan Ketahun. Sedangkan potensi gempa di laut adalah dari Megathrust Mentawai-Pagai dan Megathrust Enggano.
BACA JUGA:September Kelam di Indonesia, Kematian 3.309 Jiwa Usai Gempa
BACA JUGA:Sebelum Bengkulu, Gempa Dangkal Juga Terjadi di Wilayah Indonesia Timur, BMKG Imbau Pentingnya Drill
Di tengah megathrust yang menunggu waktu untuk melepas energi yang diprediksi masih tertahan dan kini sudah memasuki fase pengulangan, BMKG terus menyerukan pentingnya simulasi sebagai bagian dari mitigasi gempa di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Sudah diketahui bersama, Indonesia secara geografis berada di antara 3 lempeng aktif dunia. Satu sisi mendapatkan manfaat dengan tingkat kesuburan tanahnya.
Di sisi lain, memberikan implikasi pada negeri ini untuk berdampingan secara alamiah dengan kemungkinan besar bencana alam dengan risiko tinggi, seperti gempa hingga tsunami yang terus mengancam sewaktu-waktu.
Napal tilas menyelisik musibah hilangnya ribuan nyawa yang pernah terjadi di Flores, lantaran sapuan tsunami pasca terjadinya gempa pada siang hari dan kembali terjadi Aceh dengan jumlah korban nyawa yang tidak sedikit, pangkal soalnya adalah pentingnya mengedukasi masyarakat.