Dalam peresmian tersebut, Presiden Jokowi menegaskan bahwa bendungan ini diharapkan dapat mendukung irigasi lahan pertanian seluas 16.588 hektare, menyediakan air baku berkapasitas 800 liter per detik, dan mengurangi risiko banjir di kawasan sekitarnya.
“Sudah 7 tahun yang lalu bendungan ini dikerjakan. Alhamdulillah, pada hari ini Bendungan Margatiga sudah selesai dan bisa difungsikan,” kata Presiden Jokowi.
BACA JUGA:KPU: 1.467 Bakal Paslon Mendaftar di Pilkada Serentak 2024
BACA JUGA:Ekstensifikasi dan Intensifikasi: Jurus DJP Kejar Target Pajak 2025
Investasi Besar
Sejak dilantik pada 2014, Presiden Jokowi dan jajarannya telah menetapkan pembangunan bendungan sebagai salah satu prioritas utama untuk meningkatkan ketahanan air dan pangan nasional.
Selain itu juga untuk mendukung kehidupan masyarakat secara berkelanjutan, mengurangi risiko bencana, dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sektor pertanian dan energi terbarukan.
Investasi besar dilakukan dalam pembangunan 44 bendungan, yang telah diresmikan hingga tahun 2024. Total investasi yang digelontorkan mencapai puluhan triliun rupiah. Anggaran tersebut selain untuk renovasi bendungan lama, juga digunakan untuk membangun bendungan-bendungan baru dan memperbaiki infrastruktur yang ada, guna meningkatkan kapasitas penyimpanan air dan efisiensi pengelolaannya.
BACA JUGA:Karya Lokal Sambut Paus Fransiskus, Kursi Rotan dan Popemobile Maung
BACA JUGA:Menunggu Langkah Golkar di Pilkada Jakarta, KIM Plus Tarung dengan PDIP?
Keberadaan bendungan-bendungan baru ini juga diharapkan dapat mendukung lumbung pangan nasional.
Bendungan seperti Margatiga dirancang untuk memberikan pasokan air irigasi yang memadai bagi lahan pertanian di wilayah sekitar bendungan, sehingga meningkatkan produktivitas pertanian di wilayah-wilayah yang sering mengalami defisit air selama musim kemarau.
Perekonomian dan Lingkungan
Keberhasilan program pembangunan bendungan tidak hanya penting untuk sektor pertanian, melainkan memiliki dampak positif lain. Dengan adanya bendungan, risiko banjir dapat dikurangi secara signifikan, mengurangi potensi kerugian ekonomi, dan kerusakan lingkungan.
BACA JUGA:Strategi Nasional Lawan Ancaman Resistensi Antimikroba