RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,05 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada triwulan II-2024.
Bila dibandingkan dengan triwulan I-2024, atau secara quarter to quarter (qtq) tumbuh sebesar 3,79 (persen).
Demikian disampaikan Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Edy Mahmud, dalam konferensi pers di Jakarta.
Edy juga mengungkapkan, besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp5.536,5 triliun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan mencapai Rp3.231 triliun.
BACA JUGA:Lahan Sagu Terluas di Dunia, Peluang Ekonomi dan Ketahanan Pangan Indonesia
BACA JUGA:Proyek Strategis dan Investasi Asing, Fondasi Kuat Ekonomi Indonesia 2024
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2024 bila dibandingkan triwulan II-2023 atau secara year-on-year tumbuh 5,05 persen,” katanya.
Edy menyampaikan bahwa pertumbuhan tersebut ditopang oleh aktivitas ekonomi domestik yang tetap kuat. Sedangkan pertumbuhan ekonomi secara kuartalan sejalan dengan pola musiman yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
“Secara qtq, pertumbuhan ekonomi triwulan II-2024 tumbuh sebesar 3,79 persen. Pertumbuhan secara quarter to quarter ini sejalan dengan pola musiman yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan qtq di triwulan II lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I,” jelas dia.
Dari sisi lapangan usaha, penyumbang utama pertumbuhan ekonomi triwulan II-2024 adalah industri pengolahan, pertanian, perdagangan, konstruksi, dan pertambangan, dengan kelima sektor ini berkontribusi sekitar 63,70 persen dari PDB.
BACA JUGA:Surplus Neraca Dagang dan Ekspansi Industri Manufaktur, Optimisme Ekonomi Indonesia 2024
BACA JUGA:Indonesia Peringkat 3 Ekonomi Syariah Dunia: Bukti Potensi Besar dan Strategi Jitu
Sedangkan lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi antara lain, sektor akomodasi dan makanan minuman yang tumbuh 10,17 persen, didorong oleh event berskala nasional maupun internasional.
Dari sisi sumber pertumbuhan, industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi terbesar, dengan porsi 0,79 persen. Kemudian diikuti oleh konstruksi sebesar 0,67 persen, perdagangan 0,63 persen, dan informasi dan komunikasi 0,50 persen.