RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Negara tropis layaknya Indonesia, merupakan kawasan yang mendukung tumbuhnya tanaman kopi yang terus mendunia.
Soal kopi, Indonesia tidak salahnya menjadi jujugan literasi. Sebut saja dari Aceh ada kopi gayo, Flores ada kopi Bajawa dan Menggarai, Bali di Kintamani, Bengkulu seperti kopi luwak hingga kopi tanah tinggi, hingga kopi ijen di Kabupaten Bondowoso.
Selain di daerah tersebut, pecinta kopi dalam negeri hingga mancanegara perlu juga mencoba sensasi mencecap kopi baik sendiri atau pun bersama.
BACA JUGA:Mencari Kopi Terbaik di Indonesia, Rasakan Sensasi Kafein dari 5 Daerah Ini
BACA JUGA:Kopi Melejit, Berapa Harga Kopi Perkilogram?
Lima Kopi dari Lereng Bukit Barisan dan Timur Indonesia
1. Kopi asal Provinsi Lampung
Secara letak, jika membaca peta letak Lampung bisa dikatakan kawasan vulkanik di Indonesia. Layaknya, wilayah lain di Indonesia, sebut saja kopi kintamani di Pulau Bali tepatnya Gunung Batur, mungkin juga bisa dicoba kopi di wilayah sekitaran Gunung Agung, dari Glunggung. Lampung juga merupakan jejak satu daratan yang kemudian terpisah, pascaamukan Gunung Krakatau.
Kopi yang mendominasi di kawasan ini adalah jenis robusta. Kebanyakan, pengelolaan kopi di Lampung yang acap disebut gerbang Pulau Sumatera ini, citarasa khasnya lantaran biji kopi merupakan hasil dari tanaman yang tumbuh di ketinggian 850 mdpl dengan sistem dry processing.
Mirip-mirip dengan salah satu jenis kopi di Flores. Citarasanya cenderung pahit hingga ada pula yang cenderung manis karamel.
BACA JUGA:Harga Kopi Per Kg Berapa? Ini Bisa jadi Referensi hingga Angka Ekspor 2023
BACA JUGA: Kenapa Wanita Di Anjurkan Membatasi Mengkonsumsi Kopi ! Simak Penjelasan Dari dr. Boyke Berikut
2. Kopi asal Sumatera Utara
Masih berada di Pulau Sumatera dan merupakan wilayah yang masuk kategori sirkum mediterania yang dicirikan keberadaan jejak gunung api. Wilayah Sumut atau akronim dari Sumatera Utara yang menghasilkan kopi ialah Kabupaten Mandailing.
Meski berdekatan dengan Aceh. Kopi mandailing juga membawa jejak keberadaan massifnya imprealisme Belanda di Indonesia yang menjajah selama 350 tahun dengan keberadaan perkebunan kopi, sebagai salah satu komiditi andalan obyek penjarahan komplotan kolonialis saat itu di nusantara.