MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Bengkulu bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mukomuko.
Sebelumnya telah memasang jerat berupa kerangkeng besi untuk menangkap buaya yang bersarang di sungai selagan.
Meski kerangkeng sudah dipasang dengan cara dibenamkan ke dalam sungai.
Namun hingga sekarang, belum ada satu ekor pun yang tertangkap. Parahnya hampir setiap saat, buaya sungai selagan muncul di pinggir sungai.
BACA JUGA:Jabatan 37 Kades di Mukomuko Berakhir Oktober 2024
BACA JUGA:Mukomuko Perkuat Sentra Produksi Pangan
"Buaya itu sering muncul di hilir sungai. Yang jaraknya cukup jauh dari tempat dipasangnya jeratan," kata Japri, warga Kota Mukomuko.
Ia mengkhawatirkan, justru jerat buaya berupa kerangkeng besi yang dipasang BKSDA dan DLH itu sekarang sudah tidak berfungsi lagi.
Bisa saja pintu kerangkeng sudah tertutup karena tertimbun tanah. Sebab jerat tersebut tidak aktif dipantau. Baik dari BKSDA maupun pihak terkait lainnya.
"Sebaiknya jerat itu sering dilihat. Untuk memastikan apakah masih aktif atau tidak. Selain itu, soal umpan. Saya melihatnya juga tidak ada. Kalau gak ada umpan, bagaimana buaya mau mendekat," jelasnya.
BACA JUGA:Mukomuko Gudang Sapi Populasinya 32.000 Ekor
BACA JUGA:Kabarnya Ada Servis Mesin Tempel Gratis di PIM Koto Jaya
Sementara itu, Kepala DLH Kabupaten Mukomuko, Budiyanto S.Hut, M.IKom ketika dikonfirmasi tidak menampik jika buaya sungai selagan belum ada yang terkena perangkap.
Jika kena perangkap, dipastikan ia sudah dapat laporan dari desa.
"Perangkat buaya yang dipasang di sungai selagan itu sudah diserahkan ke desa. Soal aktif dan tidaknya perangkap itu, saya juga tidak tahu. Karena kami di DLH itu sifatnya hanya membantu BKSDA menyediakan jerat saja. Yang jelas, memang sampai sekarang belum ada satupun yang kena perangkap," pungkasnya. (*)