RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kemunculan nyamuk di rumah-rumah warga, kini tengah menjadi keluhan di masyarakat. Utamanya, saat menjelang magrib.
Suara sayap koloni nyamuk, saking tidak biasanya menimbulkan dengungan yang cukup membuat cemas. Pantauan di lapangan, semprotan racun anti nyamuk juga seperti tidak lagi kebal.
Kemudian, nyamuk-nyamuk yang menyibuk mulai penghujung sore di rumah-rumah, ukurannya juga cenderung lebih besar. Sebagian masyarakat menyebutnya dengan nyamuk kebo.
"Iya, nyamuk kalo malem sekarang ini kok buanyak. Pokoknya, selain kelambu, harus siap raket nyamuk kalo malem," ungkap Endang, warga di wilayah Kecamatan Hulu Palik, mencerita.
BACA JUGA:Camat Ipuh Pastikan Pelayanan Adminduk di Ipuh Lancar
BACA JUGA: Sawah Tadah Hujan Kering, Petani di Ipuh Kesulitan Air
Menurut dia, kemunculan nyamuk ini tidak seperti biasanya. Lantas, dirinya pun menerka-nerka. Jelasnya, terus dia, kemunculan nyamuk dalam jumlah banyak, itu saat siang hari terik.
"Mungkin pada bertelur kali ya. Karena kan siangnya panas," kata Endang, menerka.
Belum menghitung bulan Juli yang masih berjalan, angka kasus DBD di daerah seperti di Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu, agaknya patut menjadi waspada. Nyaris, 800 kasus DBD terjadi hingga paripurna Juni tahun ini.
Apalagi, lokasi tinggal yang tak jauh di belakang pemukimannya terdapat tempat-tepat yang rentan menjadi sarang kemunculan jentik nyamuk, seperti jalur irigasi yang mati atau pun areal-areal yang tak bersih, rawan menjadi basis demam mematikan ini.
BACA JUGA:Tingkatkan Layanan Air Minum, 6 Desa di Mukomuko Dapat Pansimas
BACA JUGA:Kelurahan Kemumu Rencanakan Rangkaian Puncak Suroan Selama Lima Hari, Berikut Ini Jadwalnya.
Nyamuk Aedes Aegypti yang menjadi pembawa virus demam berdarah dongue atau DBD, sudah nyata membawa bala. Minus Juli berjalan yang belum bisa paripurna didata, di daerah ini sudah tercatat setidaknya hampir 800 orang terkena DBD.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bengkulu Utara (BU), Ns Anik Khasyanti, MH, melalui Kabid Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit (P2P), Ns Pratiwi, MTr.Kep, saat dikonfirmasi RU, menjelaskan, pandemi cuaca turut menjadi faktor kemunculan koloni nyamuk mematikan ini.
"Itu bisa ditengok dari statistik kasus DBD. Maka akan terjadi fluktuasi kasus, baik menurun atau pun sebaliknya," ujar Pratiwi, Selasa, 16 Juli 2024.