MUKOMUKO.RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Mukomuko, Dr Abdiyanto SH, M.Si, CLA selalu Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Mukomuko menyatakan.
Penyumbang angka inflasi di Kabupaten Mukomuko, bukan hanya dari naiknya atau mahalnya harga cabai, bawang, telur dan daging serta kebutuhan pangan lainnya.
Ternyata, mahalnya harga rokok dan mahalnya sewa kontrakan di Kabupaten Mukomuko, juga salah satu penyumbang angka inflasi. Sekda menjelaskan, selama yang ia ketahui.
Penyumbang angka inflasi di Kabupaten Mukomuko itu karena naiknya harga kebutuhan pangan bagi masyarakat.
BACA JUGA:Dana Banpol Hanya Akan Disalurkan 8 Bulan
BACA JUGA:88.000 Lembar Blanko SPPT PBB-P2 Didistribusikan ke Masyarakat
"Kalau harga cabai, bawang dan kebutuhan pangan lainnya naik, sah itu angka inflasi naik. Ternyata tidak demikian, mahalnya harga rokok, mahalnya sewa kontrakan dan yang lain juga menjadi penyumbang inflasi. Kalaupun harga cabai murah, bawang murah, tetapi harga rokok mahal, sewa kontrakan mahal, tetap saja angka inflasi naik," jelas Sekda Abdiyanto, ketika dikonfirmasi Senin, 8 Juli 2024.
Sekda menjelaskan, berdasarkan data yang ia dapatkan dari Badan Pusat Statistik (BPS), ternyata banyak sekali yang berpotensi menyumbangkan angka inflasi di Kabupaten Mukomuko.
Hanya saja, pihaknya tidak ingat secara rinci nama-nama yang menyumbangkan inflasi di daerah ini selain bahan jangan, rokok, dan kontrakan.
Sekda hanya memastikan, pihaknya bersama TPID Kabupaten Mukomuko akan terus berusaha mencari solusi terbaik agar penyebab naiknya angka inflasi di daerah ini bisa dikendalikan dengan baik.
BACA JUGA:Kesbangpol Perkuat Wawasan Kebangsaan Masyarakat
BACA JUGA:Sekda Minta OPD Maksimalkan Serapan Anggaran 2024
"Kalau naiknya harga cabai, bawang, telur, termasuk daging ayam yang disebabkan tidak tersedianya pasokan barang itu. Kita sudah menjalin kerjasama dengan pemerintah provinsi Sumatera Barat (Sumbar). Dan kita bisa memasok kebutuhan tersebut ke Kabupaten Mukomuko. Dan InsyaAllah, ini bisa kita kendalikan. Kalau baiknya harga rokok termasuk majalnya harga sewa kontrakan, tentu kita harus melakukan pendekatan lagi dengan pihak distributor dan juga pemilik kontrakan," ujarnya.
Diakui Sekda, memang untuk mengatasi mahalnya harga rokok dan mahalnya harga sewa kontrakan itu butuh proses yang tidak mudah.
Namun diyakininya, masalah itu bisa diatasi dengan baik. Pihaknya juga meminta peran aktif dari seluruh pihak agar sejumlah potensi penyumbang angka inflasi daerah bisa dikendalikan dengan baik.