Semalam, Ia terjebak antrean panjang hingga membutuhkan waktu hampir 4 jam untuk tiba di tempat tujuannya di Kota Bengkulu.
"Kami biasanya, paling lama 2 jam. Semalam, hampir 4 jam untuk sampai di Kota Bengkulu," papar Abdul.
BACA JUGA:Menjaga Kelestarian Air Ala Kearifan Lokal Kendal
BACA JUGA:4.000 Kendaraan Ditargetkan Manfaatkan Program Pemutihan Pajak
Lebih jauh, Abdul mengatakan, dapat memaklumi dan memahami kondisi yang memaksa terjadinya kemacetan arus lalu lintas dari dan menuju ke Kota Bengkulu ini.
Pasalnya, kata dia, jalan lintas ini merupakan jalur utama dengan intensitas kepadatan mobilisasi kendaraan yang sangat tinggi.
--
Sebab, kata dia, kendaraan yang melintas merupakan seluruh jenis angkutan darat yang tidak hanya berasal dari Provinsi dan Kabupaten di Bengkulu Utara.
Tetapi juga, seluruh kendaraan yang berasal dari luar provinsi seperti halnya Sumatera Barat, Jambi, Linggau bahkan dari Pulau Jawa.
BACA JUGA:Wacanakan Pengadaan Peralatan Uji Emisi Kendaraan
BACA JUGA:Bisik-Bisik Soal Motor Dinas Kades, Kapan Dibagikan?
"Karena ini jalan nasional antar provinsi," kata dia.
Sayangnya, lanjut Abdul, tidak ada jalan alternatif yang dapat menjadi pilihan bagi pengendara agar dapat melintas lebih cepat dan menghindari kemacetan ini.
Meski demikian, Abdul berharap peran pihak terkait untuk lebih intens dalam menata dan mengatur sistem buka tutup jalan satu jalur selama pembangunan ini berlangsung.
Hal ini diharapkan mampu mengurai dan meminimalisir waktu antrean bagi pengguna jalan.
BACA JUGA:Pasca Audiensi, Masyarakat Datangi Galian C di Desa Air Berau