RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Konstipasi atau sulit buang air besar, setidaknya bakal terjadi saat berlebihan mengkonsumsi daging.
Penyakit yang acap terjadi saat pasca idul adha ini, sebenarnya disinyalkan tubuh akibat tingginya protein yang tidak sebanding dengan jumlah serat.
Lebih serius lagi, diterangkan Dosen Program Studi Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Airlangga (UNAIR), Lailatul Muniroh SKM, M.Kes, dapat memicu munculnya penyakit-penyakit serius di tubuh manusia.
Menurutnya, lonjakan kalori yang tidak seperti biasanya, ditambah lagi dengan kurangnya asupan serat, berimbas dengan peningkatan berat badan.
BACA JUGA:Idul Adha, Momentum NDP Berbagi Untuk Masyarakat Kota Bengkulu
BACA JUGA: Kurban Sapi 2 Ekor, Bupati Mian Sholat Idul Adha 1445 H Bersama Warga di Karang Pulau
"Kelebihan konsumsi daging yang tinggi lemak jenuh, meningkatkan risiko pengembangan penyakit metabolik, seperti diabetes tipe 2 hingga resistensi insulin," ungkapnya.
Pantauan media ini, sebut saja salah satu wilayah di Provinsi Bengkulu yakni Kabupaten Bengkulu Utara, dengan hitung-hitungan kasar, merujuk jumlah hewan kurban yang bakal sembelih idul adha tahun ini angkanya nyaris menyentuh Rp 19 miliar.
Diketahui, total, hewan kurban di kabupaten ini mencapai 1.835 ekor. Jumlanya didominasi oleh sapi sebanyak 1.170 ekor. Selanjutnya, kerbau sebanyak 25 ekor dan kambing sebanyak 140 ekor.
Ribuan hewan kurban itu, dipastikan akan menyebar kepada masyarakat. Maka menjadi sangat penting, pemahaman akan jumlah yang dibenarkan dalam mengkonsumsi daging ini menjadi hal prinsip.
BACA JUGA:Momen Idul Adha 1445 Hijriah, Kejari Mukomuko Kurban 1 Ekor Sapi dan 1 Ekor Kerbau
BACA JUGA:Idul Adha, Momentum NDP Berbagi Untuk Masyarakat Kota Bengkulu
Lebih lanjut, Lailatul menjelaskan, beberapa jenis daging terutama yang tinggi lemak jenuh hingga kolesterol, dapat memantik risiko penyakit jantung.
Situasi ini dapat terjadi, terus dia, ketika seseorang berlebihan dalam mengkonsumsi daging merah ini. Gangguan fungsi jantung disebabkan adanya lonjakan lemak jenuh sehingga menggenjot kadar kolesterol jahat atau LDL di dalam darah.
Situasi inilah, terus dia, kemudian menyebabkan penumpukan plak pada dinding arteri sehingga menyebabkan arus distribusi darah menjadi tidak normal sehingga kian meningkatkan risiko penyakit jantung.