Lebih jauh, Sabani menjelaskan, langkah-langkah improvisasi, kata dia, menjadi upaya paling cepat dilakukan saat ini.
Upaya itu agaknya, disinyalkan Sabani sebagai langkah adaptif, menyikapi keterbatasan fiskal yang terjadi di hampir seluruh daerah.
Di satu sisi, ekonomi pasar cukup sulit untuk dikendalikan secara total, karena terkait dengan sirkulasi kebutuhan barang dan jasa yang melibatkan lintas pihak dalam perdagangan.
BACA JUGA:Warga Membludak Dalam Pembagian 3 Ton Ikan Bandeng
BACA JUGA:Mengenal Stasiun Solo Jebres, Saksi Bisu Jalur Kereta Pulau Jawa
"Untuk saat ini, upaya yang dilakukan, salah satunya memangkas rantai distribusi. Sehingga muncul margin, dan dijadikan sebagai obyek program untuk disalurkan kepada masyarakat. Juga berkolaborasi dengan lintas sektor," tutur Sabani menjelaskan.
GPM juga menjadi bagian upaya intervensi pasar secara terukur oleh pemerintah. Lewat skema kolaborasi program.
Karenanya even tersebut, selain digelar bersama pemerintah lewat Badan Pangan Nasional atau Bapanas, turut menggandeng lintas stakeholder, dalam rangka pengendalian inflasi.
"Upaya intervensi pasar secara terukur itu, sudah dilakukan dan terus berjalan. Ini dibuktikan dengan munculnya margin harga yang lebih rendah," bebernya.
BACA JUGA:Mengenal Museum Unik yang ada di Indonesia
BACA JUGA:Bisa Picu Kanker, Bromat Lebih Bahaya dari BPA
Direncanakan, dengan lokus yang masih dilakukan pemetaan, Pemda BU bersama dengan Bapanas, kata dia, akan melanjutkan agenda stabilisasi harga pangan pokok kembali.
"Waktunya disesuai dengan iklim pasar dan aktivitas sosial, seperti hari besar yang berimbas pada peningkatan kebutuhan pokok," pungkasnya. (*)