Beruntung, meski sempat terjadi perdebatan sengit dan adu argumen yang memanas.
Namun, kelompok warga yang didominasi warga Desa Pasar Sebelat itu, memilih mengalah guna menghindari terjadinya konflik yang lebih luas.
Sayangnya, ini bukan akhir dari perseteruan antar warga dengan oknum yang mengaku diutus dan ditugaskan oleh pimpinan PT Agricinal Sebelat.
BACA JUGA:Modus Penglaris Jaranan, Satu Keluarga Rudapaksa Anak di Bawah Umur
BACA JUGA:Melongok Suku Tuareg, Suku Semi Nomaden Penguasa Gurun Sahara
Sebab pada siangnya, Kamis, 13 Juni 2024, warga kembali memergoki sejumlah orang yang dikawal oleh Satpam Javas, asisten Kebun dan Mandor Panen.
Tengah memanen sawit yang berada di Area DAS Senabah yang nota bene telah ditanami pohon penghijauan (Cemara) oleh kelompok warga.
Terang saja, panen yang dilakukan oleh oknum ini memicu amarah warga hingga kembali terjadi ketengangan hingga malam harinya.
Namun, lagi lagi, warga lebih memilih mengikuti saran dan arahan dari Pemdes bersama Tripika untuk mengalah dan mundur.
BACA JUGA:Ancaman El Nino, Penyaluran 232 Unit Pompanisasi Dipercepat
BACA JUGA:Saksikan Wayang Kulit, Meriani: Wajib Didukung, Upaya Melestarikan Budaya Indonesia
"Kami menghormati dan menghargai Polsek, Kecamatan, Koramil dan Kades makanya kami mengalah kesekiankalinya," kata Julianto, ketua kelompok penghijauan, warga Desa Pasar Sebelat.
Menariknya, dari sejumlah sumber yang diperoleh di lapangan yang diperkuat dengan rekaman video warga.
Diperoleh pengakuan bahwa aksi perusakan pondok milik warga dan aksi panen sawit di lahan DAS Senabah itu.
Merupakan perintah yang ditugaskan oleh salah seorang pimpinan yang menduduki jabatan penting dalam menajemen PT Agricinal Sebelat.
BACA JUGA:Dukungan Terus Mengalir, Dempo-Bang Ken Kian Menguat