Dia belum menyampaikan secara detil, soal musibah yang dipicu oleh gerusan air laut ini. Hanya saja, Camat mengaku sudah mengimbau agar masyarakat khususnya yang beraktivitas di kawasan yang bersinggungan dengan bibir pantai, lebih waspada.
"Karena kondisi cuaca laut, sedang tidak bersahabat," ujarnya, mengimbau.
Tak hanya itu saja, Camat turut mengimbau agar masyarakat tidak menggunakan daratan yang masuk dalam kawasan sempadan pantai.
BACA JUGA:Nasabah BRI Unit Arma Kota, Boyong Toyota Calya Dalam Undian Simpedes di Padang Jaya
Selain sudah diatur dalam regulasi. Abrasi oleh air laut yang terus menghujam ke arah daratan, sebagai bibir pantai bisa sewaktu-waktu mengakibatkan longsor.
"Yang dikhawatirkan adalah ketika longsor atau amblas ini terjadi saat malam hari. Ini yang mesti menjadi perhatian kita bersama, untuk mewaspadai dan mengantisipasi," terangnya.
Sebelum terjungkal ke laut, lantaran tanah tempat berdirinya bangunan tak lagi mempu menjadi tumpuan, merupakan bangunan yang digunakan untuk warung makan.
Kasus lainnya, lenyapnya tebing daratan yang terus dihujam air laut, menyebabkan ruas yang ada di RT 1 Dusun 1 Desa Serangai Kecamatan Batiknau menjadi keluhan masyarakat.
BACA JUGA:Tahun Ini Dilanjutkan, Penataan DDTS Jadi Wisata Edukasi Alam
BACA JUGA:Pendidikan Usia Dini, Derta: Pondasi Penting Pembentukan Karakter
Pasalnya, dataran yang sudah tidak lagi lagi penghalang itu, nyaris setara dengan laut. Tak ayal, saat pasang naik, air laut pun dengan leluasa merangsek ke badan jalan.
Sempat terjadi, pengalihan arus, lantaran tinggi air laut yang masuk mencapai tinggi lutut orang dewasa.
Saking datarnya tanah, lantaran tanpa ada lagi penghadang alam. Permukiman penduduk di ruas ini pun langsung berhadapan dengan laut.
Pantauan RU lainnya, Kamis, 23 Mei 2024 lalu, salah satu titik jalan yang berada di wilayah antara Kecamatan Lais dan Batiknau, longsornya sudah memakan badan jalan.
Nyaris separuh badan jalan pada ruas yang terus dihujam abrasi itu, sudah amblas.