Bukan Cuma Hama! Pangkal Soal, Panen Anjlok Bisa jadi Ini Penyebabnya

Minggu 02 Jun 2024 - 12:42 WIB
Reporter : Benny Siswanto
Editor : Ependi

Dia memperkirakan, salah satu pulau terdepan Indonesia yang pernah menjadi persinggahan di era kolonialisme seperti Belanda hingga Jepang ini, memiliki lahan potensial hingga ribuan hektar. Lantas dijabarkannya pula oleh Nuroto. 

"Lahan potensial yang dapat dijadikan percetakan sawah baru itu berada di Desa Banjarsari dengan potensi 800 - 1.000 hektar, Kaana 300 hektar, serta Kahyapu 250 hektar," terangnya, optimis. 

Meski begitu, dengan potensi lahan yang ada, bukan tanpa proses panjang untuk menjadikan areal potensial sawah baru di kawasan ini, benar-benar menyokong produksi padi di daerah. 

BACA JUGA:Khusus Pemotor, Tahun Depan Ada SIM Baru Lagi, SIM Indonesia Juga Berlaku di ASEAN

BACA JUGA:Pengemudi Kendaraan Wajib Tahu! Ini Sisa Bahan Bakar, Jika Indikator Bensin di Huruf E

Indeks Penanaman atau IP di kawasan khusus ini masih sekali dalam setahunnya. Bukan tanpa sebab, kondisi ini terjadi, di tengah areal sawah eksisting dan potensial. Kasuistik yang terjadi, sudah dicatatnya pula. 

"Potensi saat ini 2,3 hingga 2,8 ton perhektarnya. Dalam satu musim dengan luasan total diperkirakan 170 ton, itu artinya memungkinkan produksi gabah kering panen sebanyak 425 ton," ungkapnya. 

Namun angka tersebut, masih sangat fluktuatif dan perlu dibarengi dengan persiapan SDM petani, untuk lebih siap dan mampu memenej maksimal sawah dengan karakter alam Enggano. 

Lumrah saja, dengan letak di tengah laut, cuaca menjadi satu hal yang prinsip dalam pengelolaan sektor pertanian di wilayah ini. 

"Untuk standar ideal, produktivitas sawah adalah 5 hingga 7 ton perhektarnya," jawabnya, mengedukasi dalam pendekatan keilmuan untuk sawah ideal. (*)

Kategori :