RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Kemarau akan terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia. Namun begitu, di sebagian wilayah, juga masih terjadi hujan sehingga memantik potensi bencana meteorologi seperti banjir.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG, merekomendasikan kepada pemerintah hingga pemerintah daerah, untuk memiliki kesiapan dalam mengantisipasi bencana baik banjir hingga antisipasi persoalan saat kemarau terjadi.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengaku telah menyampaikan laporan ini kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada 2 periode itu menerangkan, laporan kepada orang nomor di Indonesia itu, guna mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam dominasi musim kemarau yang bakal terjadi di wilayah Indonesia hingga September.
BACA JUGA:KABAR DUKA! Kades Kualalangi Ketahun Berpulang
BACA JUGA:5 Gedung Pencakar Langit Sumatera, Grand Mercure Memegang Rekor
Dwikorita juga menyampaikan, potensi curah hujan sangat rendah dengan kategori kurang dari 50mm per bulan, perlu mendapatkan perhatian khusus terkait dampak kekeringan.
Wilayah terdampak adalah sebagian besar Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Kalimantan Barat, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Barat, sebagaian Pulau Sulawesi hingga Maluku dan Papua.
Pandemi pengering, tidak hanya akan mengancam sektor pangan. Tapi turut menatik kemunculan hot spot atau titik panas yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla.
"Mencermati dinamika atmosfer pendek, masih memungkinkan dimanfaatkan optimal, sebelum memasuki pertengahan musim kemarau," ujarnya, menginformasikan.
BMKG juga turut menyampaikan rekomendasi kepada pemerintah daerah, dalam menghadapi ancaman kemarau yang akan terjadi pada awal Agustus hingga ujung September mendatang.
Salah satunya, memitigasi kebutuhan air dengan memanfaatkan sumur-sumur resapan, waduk hingga tandon sampai memastikan koneksi sumber air ke aliran pertanian dalam kondisi yang memadai di tengah masih adanya curah hujan, di sebagian wilayah Indonesia.
"Untuk pertanian, diperlukan pola dan waktu tanam yang menyesuaikan sesuai dengan wilayah terdampak," ujarnya.