"Nantinya penyuluh, bersama dengan babinsa, dinas pertanian dan BWS II, berkolaborasi untuk memastikan keberadaan luasan sawah tadah hujan ini," ungkapnya.
Secara implisit, TNI memproyeksikan efektivitas sawah tadah hujan ini, tidak hanya menjadi sekoci pangan, di tengah hadapan musim kemarau, musim tanam tak serentak sampai dengan negara-negara lain yang melakukan adaptasi pengurangan ekspor beras.
"Untuk itu, pekerjaan ini sangat berkejar waktu. Output dari rakor ini adalah mitigasi dan kerja di tataran teknis, selain administratif," ujarnya menjelaskan.
Sekretaris Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Peternakan (DTPHP) BU, Juita Abadi, menyampaikan daerah terus memaksimalkan fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan di daerah.
BACA JUGA:KABAR DUKA! Kades Kualalangi Ketahun Berpulang
BACA JUGA:5 Gedung Pencakar Langit Sumatera, Grand Mercure Memegang Rekor
Termasuk di dalamnya keberadaan sawah tadah hujan. Kerja berjenjang di daerah sebagai turunan MoU antara Kementan dengan Panglima TNI ini, menjadi satu hal yang sangat strategis.
"Maka kolaborasi kementerian pertanian dengan TNI ini merupakan satu hal yang strategis. Sehingga kita saat ini masih memiliki waktu untuk melakukan persiapan tindaklanjut di tataran teknisnya," ujar Juita Abadi.
Dari BWS VII Bengkulu, Syamsul Ihwan,ST, menerangkan nantinya secara teknis verifikasi keberadaan sawah tadah hujan ini akan dilakukan dengan didahului kerja teknis lapangan.
Salah satunya, kata dia, mulai dari keberadaan lahan strategis sampai dengan verifikasi titik sumber air yang akan menjadi penyuplai sumber air baku untuk sawah.
"Karena saat ini kami memiliki mesin dengan kapasitas 1 liter perdetik. Artinya, ketika nanti ditemukan luasan sawah dan sumber air bakunya, tinggal penyesuaian kuantitas mesin pompa yang dibutuhkan," jelas Syamsul.
Kembali mengulas, berdasarkan Salinan Lampiran Perda Kabupaten Bengkulu Utara Nomor 1 Tahun 2023 tentang Perlindungan (LP2B), sawah di daerah ini total luasnya mencapai 3,4 ribu lebih.
Luasannya tersebar pada 14 kecamatan meliputi Air Besi seluas 30,98 hektar, Air Napal 129,78 hektar, Arga Makmur 235,23 hektar, Arma Jaya 518,48 hektar, Batiknau 122,16 hektar, Enggano 128,88 hektar,
Selanjutnya, Hulu Palik 852,63 hektar, Kerkap 398,52 hektar, Ketahun 12,91 hektar, Lais 259,55 hektar, Marga Sakti Sebelat 176,52 hektar, Padang Jaya 332,44, Putri Hijau 140,42 hektar.