Secara umum, satuan kerja milik Pemda Bengkulu Utara itu, jika membaca arah programnya akan menjadi basis pelayanan publik yang akan memproduksi mulai dari bibit unggul hingga hewan ternak.
Segmentasi di sektor perkebunan dan peternakan yang mampu dibaca pemangku kebijakan di daerah yang kemudian mengkonsolidasikan inisiasi ini kepada pusat dan kemudian diamini pula ini, terus menjadi segmen pembangunan dengan skema baru.
Pemda Bengkulu Utara, menjadi sedikit dari daerah di Indonesia yang menggeber pembangunan yang berbasis kawasan.
BACA JUGA: Bupati Mian Lantik dan Serahkan SK 920 ASN PPPK di Bengkulu Utara
Sebaran hewan ternak di daerah ini 2022 lalu, jumlahnya mencapai 77 ribu ekor dan terus bertambah pastinya.
Menjelang medio pertama tahun 2022, terdata sapi di daerah ini berjumlah 43.256 ekor, Kerbau 5.253 ekor, Kambing 27.884 serta Domba 890 ekor.
"Karenanya saya selalu meminta kepala satker teknis, memiliki program lompatan dan tidak bekerja linier," ujarnya.
Kemampuan menjabarkan rencana strategis daerah, kata dia, kemudian menjadikannya sebagai rencana kerja dalam program-program OPD, tidak cukup.
BACA JUGA:Tingkatkan Pelayanan Kesehatan, Enam Puskesmas Dapat Mobil Ambulan Baru
BACA JUGA:Pelajar SMA Diminta Manfaatkan Beasiswa Leadership
Diperlukan daya nalar yang inovatif, kreatif bahkan invensif sehingga memberikan daya dorong yang positif dalam mengejar target-target yang diproyeksikan daerah.
Untuk itu, mengejar proyeksi pembangunan di daerah selain membutuhkan kemampuan konsolidatif dan juga adaptif, sejalan dengan perkembangan jaman dan tuntutan jaman.
"Terobosan kerja yang tidak hanya kreatif tapi juga adaptif, saat ini sangat dibutuhkan. Karena pemerintah tidak hanya bertugas melayani, tapi juga harus menjawab persoalan itulah problem solver," pungkasnya.(*)