RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Abrasi pantai di ruas lintas barat Sumatera di Kabupaten Bengkulu Utara, khusunya di wilayah administratif Kecamatan Batiknau hingga Putri Hijau, kian parah.
Titik jalan amblas di yang berada di wilayah Provinsi Bengkulu ini, bahkan sudah ada yang memakan badan jalan.
Belum lagi, gerusan air laut hingga erosi yang terus melahab daratan, kian menciptakan bibir tebing yang bisa sewaktu-waktu menyeret bangunan penduduk yang berada di sekitaran titik rawan amblas.
Sebagai laluan utama di ruas Barat Sumatera, ruas jalan negara ini juga menjadi laluan kendaraan dengan tonase tinggi.
BACA JUGA:Ribuan Peserta Lulus Tes Terancam Gagal jadi ASN, Sudah Ada yang Tidak Memenuhi Syarat
BACA JUGA:NPHD Dana Pengamanan Pilkada Baru Akan Diteken
Jalan yang diketahui memiliki kualifikasi kelas Jalan III. Sesuai aturan, jalan kelas III hanya mampu bertahan untuk bobot maksimal atau sumbu muatan maksimal 8 ton.
"Untuk wilayah Bengkulu ini, jenisnya kelas Jalan III. Artinya sumbu muatan maksimalnya 8 ton," ujar Kadis Perhubungan Bengkulu Utara, Zahrin, S.Sos, belum lama ini.
Belum lama ini, Bupati BU, Ir H Mian juga mengatakan, adanya rencana pusat menjadikan daerah ini sebagai lokus proyek strategis nasional.
"Rencananya, Bengkulu Utara akan dilaksanakan proyek strategis nasional," ungkapnya.
BACA JUGA:Satpol PP Gulung Habis Sarang Prostitusi Terselubung di Mukomuko
BACA JUGA:JCH BU di Lepas, Dewan Pesan Jaga Kesehatan, Doakan Jadi Haji dan Hajjah Mabrur - Mabruroh
Persoalan serbuan abrasi yang terus mengikis bibir pantai di daerah yang membentang sepanjang 136 kilometer dari Kecamatan Kerkap hingga Putri Hijau, diterangkan Bupati sudah menjadi atensi pusat.
Bahkan sudah menjadi obyek proyek APBN beberapa tahun terakhir. Tinggal lagi, lanjut Bupati, prosesnya secara bertahap.
Paparan ini disampaikan Bupati, ketika memimpin rapat terkait persoalan yang terjadi antara PTPN 7 Ketahun dengan masyarakat desa Urai Kecamatan Ketahun.