Pandemi Iklim, Subtitusi Pangan Menjadi Penting

Jumat 10 May 2024 - 19:19 WIB
Reporter : Benny Siswanto
Editor : Ependi

Diketahui, Pemda Bengkulu Utara (BU), alih-alih menyiasati persoalan iklim dan cuaca, menggulirkan program palawija kepada petaninya agar tetap produktif. 

BACA JUGA:Seleksi CASN 2024 Ditunda Usai Pilkada. Jawaban PANRB Buat Sumringah Pegawai Non ASN Se Indonesia

BACA JUGA:Jangan Dianggap Sepele! Ini Bahaya Membiarkan Charger HP Tertancap Pada Stopkontak Semalaman

Langkah adaptif, menyikapi persoalan iklim, direncanakan bantuan bibit gratis bakal dipusatkan di Kecamatan Hulu Palik dan Kerkap. 

Pada kawasan tersebut, diproyeksikan penyaluran program bantuan ini, memiliki bidang lahan potensial hingga 300 hektar lebih.

Politisi yang juga Ketua Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua 2 DPRD BU, Herlianto, urun suara soal program palawija yang kini digulirkan Pemda BU tersebut. 

Dia menegaskan, pangsa pasar hasil produksi palawija, khususnya jagung yang menjadi komoditi program, harus sudah benar-benar dilakukan daerah jauh-jauh hari. 

BACA JUGA:Seleksi CASN 2024 Ditunda Usai Pilkada. Jawaban PANRB Buat Sumringah Pegawai Non ASN Se Indonesia

BACA JUGA:Jangan Dianggap Sepele! Ini Bahaya Membiarkan Charger HP Tertancap Pada Stopkontak Semalaman

Langkah ini, terang Baaf, sapa akrabnya, perlu dilakukan mengantisipasi persoalan di sektor hilir program nantinya. 

"Sejauh ini sektor pertanian, masih sangat perlu sentuhan-sentuhan serius. Salah satunya adalah indeks harga komoditi panen yang relatif sangat belum berpihak pada petani. Ketika hasil panen palawija nanti, tidak dipersiapkan pangsa pasarnya, ini akan menambah beban lagi kepada petani," pungkasnya. 

Program non beras di tengah pagebluk panas, gegara el nino kini menjadi la nina, harus dibaerngi dengan penyiapan pasar penjualannya. 

Berkaca pada tahun-tahun silam, sekitaran 2014, pernah terjadi program tanam palawija, menemui kendala saat pascapanen. 

BACA JUGA:Antara Jum'at Berkah dan Jum'at Bersih, Begini Masyarakat Memaknainya

BACA JUGA:Desa Rama Agung, Miniaturnya Indonesia di Bengkulu Utara. Hidup Berdampingan di Tengah Keragaman

Pasar penjualan hasil produksi yang waktu itu, tidak menjadi bagian mitigasi daerah, membuat petani kelimpungan. 

Kategori :

Terkait