BENGKULU - Kerudung yang dikenakan ibu negara Republik Indonesia (RI) pertama, Fatmawati Soekarno ditargetkan menjadi kerudung resmi negara. Ini disampaikan Anggota DPD RI, H. Ahmad Kanedi, SH, MH usai pematangan rencana kegiatan lenggak-lenggok kerudung Fatmawati Soekarno bersama Muda Mudi Tempo Dulu (MMTD) Bengkulu, Senin (13/11).
"MMTD yang memiliki tagline Masih Ado sampai dengan saat ini terus berkarya yang tentunya disesuaikan dengan potensi Bengkulu. Alhamdulillah salah satu karya yang direncanakan, disambut baik Yayasan Fatmawati yakni kegiatan lenggak-lenggok kerudung Ibu Fatmawati Soekarno," ungkap pria yang akrab disapa Bang Ken ini. Menurutnya, kerudung termasuk salah satu simbol perempuan di Indonesia. Bahkan sama-sama diketahui jika kerudung menjadi ciri khas ibu negara pertama RI. "Maka dari itu melalui kegiatan yang kita rencanakan, kita menargetkan kerudung Ibu Fatmawati dapat menjadi kerudung resmi negara dan juga pertemuan-pertemuan non formal," katanya. Disamping itu, lanjut Bang Ken, dengan upaya yang dilakukan ini, kedepannya kerudung Ibu Fatmawati Soekarno dapat menjadi salah satu souvenir khas Bengkulu. "Sehingga kedepannya memberikan dampak terhadap peningkatan produksi kerudung, yang muaranya mendorong tingkat kesejahteraan para pengrajin kerudung Fatmawati," harap Bang Ken. BACA JUGA:Dinas ESDM Masih Tunggu Usulan AML Dari 3 Kabupaten Disisi lain, Bang Ken menerangkan, ada tiga momentum yang mendasari pihaknya merancang kegiatan lenggak-lenggok kerudung Ibu Fatmawati. "Pertama Hari Pahlawan, HUT ke-55 Provinsi Bengkulu dan Hari Ibu. Untuk kegiatannya sendiri kita agendakan berlangsung tanggal 19-20 November 2023," jelasnya. Sementara itu, Perwakilan MMTD Bengkulu, Trisna Anggraini, S.Ip, MM menyampaikan. Pemakaian kerudung termasuk fashion tempo dulu, yang menjadi simbol dan ciri khas perempuan. Bahkan penggunaan kerudung pada zaman dulu merupakan suatu bentuk kesopanan para wanita, yang telah ditunjukkan Ibu Fatmawati Soekarno. "Kita sejauh ini sudah memproduksi duplikat kerudung Fatmawati Soekarno. Bahkan bukan hanya kerudungnya, tetapi kain dan bajunya juga. Sejauh ini duplikat yang telah kita buat, cukup digandrungi para kolektor salah satunya yang berasal dari Jawa Timur," demikian Trisna yang juga merupakan salah pelaku usaha kerajinan milik Bengkulu. (tux)
Kategori :