Persoalan di sektor hilir program palawija, yakni pasar hasil produksi, sudah harus disikapi daerah.
Diketahui, Pemda Bengkulu Utara (BU), alih-alih menyiasati persoalan iklim dan cuaca, menggulirkan program palawija kepada petaninya agar tetap produktif.
Langkah adaptif, menyikapi persoalan iklim, tahun lalu bantuan bibit gratis bakal dipusatkan di Kecamatan Hulu Palik dan Kerkap.
BACA JUGA:Jadikan Pemberantasan Sarang Nyamuk Sebagai Agenda Rutin
BACA JUGA:Pinjaman Untuk PPPK, BPR Dian Binarta Siap Kucurkan Ratusan Juta
Pada kawasan tersebut, diproyeksikan penyaluran program bantuan ini, memiliki bidang lahan potensial hingga 300 hektar lebih.
Politisi yang juga Ketua Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua 2 DPRD BU, Herlianto, urun suara soal program palawija yang digulirkan daerah tersebut.
Dia menegaskan, pangsa pasar hasil produksi palawija, khususnya jagung yang menjadi komoditi program, harus sudah benar-benar dilakukan daerah jauh-jauh hari.
Langkah ini, terang Baaf, sapa akrabnya, perlu dilakukan mengantisipasi persoalan di sektor hilir program nantinya.
BACA JUGA:PMJB dan Patri Bengkulu Utara Halal Bihalal, Begini Pesan Bupati Mian......
BACA JUGA: Jembatan Lembah Duri, Sehari Dibenahi Sudah Jebol Lagi!
Dia menambahkan, sejauh ini sektor pertanian, masih sangat perlu sentuhan-sentuhan serius.
Salah satunya adalah indeks harga komoditi panen yang relatif sangat belum berpihak pada petani.
"Ketika hasil panen palawija nanti, tidak dipersiapkan pangsa pasarnya, ini akan menambah beban lagi kepada petani," tegasnya.
Program non beras di tengah pagebluk panas, gegara el nino kini menjadi la nina, harus dibarengi dengan penyiapan pasar penjualannya.
BACA JUGA: Ternak Sapi, Siklus Ketahanan Pangan Berkelanjutan di Muara Santan