Kelangkaan Pangan Jadi Ancaman, Strategi Tepat Dibutuhkan Atasi Stunting

Workshop inovasi penurunan stunting berbasis tata kelola kawasan hutan yang inklusif dan berkelanjutan-Radar Utara/Doni Aftarizal-

BENGKULU RU - Kelangkaan pangan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, merupakan salah satu ancaman dalam upaya menurunkan angka stunting di Provinsi Bengkulu.

Sehingga dibutuhkan kolaborasi antar pihak dan strategi yang tepat dalam upaya mengatasi stunting, yang pada beberapa kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu diketahui cenderung mengalami peningkatan.

Direktur Eksekutif Akar Global Inisiatif, Erwin Basrin mengatakan, kelangkaan pangan masih harus dihadapi sejumlah komunitas masyarakat di Provinsi Bengkulu ini.

"Ironisnya kelangkaan pangan itu, malah terjadi pada keluarga petani," ungkap Erwin disela-sela workshop inovasi penurunan stunting berbasis tata kelola kawasan hutan yang inklusif dan berkelanjutan, Senin 06 Mei 2024.

BACA JUGA:Daftar ke Gerindra, Rosjonsyah: Saya Siap Maju Pilgub

BACA JUGA:BREAKING NEWS..Mobil Ambulance RSUD Mukomuko Ringsek di Air Bikuk

Sehingga, lanjut Erwin, bisa dibayangkan, petani yang memiliki lahan saja bisa mengalami kelangkaan pangan. Apalagi bagi petani yang tidak memiliki lahan sama sekali.

"Tidak bisa kita pungkiri, salah satu penyebab kelangkaan pangan ini masih menjadi ancaman termasuk upaya menekan stunting, lantaran adanya perubahan pola bertani yang digeluti para petani," kata Erwin.

Dimana, sambung Erwin, saat ini petani cenderung menerapkan pola bertani ekonomi. Dalam artian tanaman yang ditanam, lebih menitikberatkan pada kebutuhan pasar.

"Setelah hasil dari tanaman yang ditanam mereka itu dijual, barulah petani membeli kebutuhan pangan. Idealnya, para petani juga harus diarahkan untuk menanam kebutuhan pangan mereka terlebih dahulu," jelas Erwin.

BACA JUGA:Geger.! Kejari Mukomuko Bongkar Dugaan Pemotongan Dana Kegiatan OPD

BACA JUGA:Perjalanan Jauh, Mobil Terasa Berat dan Boros Bahan Bakar. Mungkin 4 Hal Ini Jadi Penyebabnya...

Menurut Erwin, fenomena seperti ini, tentunya banyak pihak yang tidak melihat. Padahal pangan ini memiliki kaitan erat dalam upaya menekan angka stunting.

"Maka dari itu kita terus mendorong agar petani bisa diberikan edukasi. Sejauh ini sudah kita terapkan pada beberapa desa, terutama dari sisi tata kelola kawasan hutan yang inklusif dan berkelanjutan," papar Erwin.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan