Perdana 2024, Indonesia Ekspor Mangga Gedong Gincu ke Jepang Senilai Rp140 Miliar

Sabtu 27 Apr 2024 - 17:59 WIB
Reporter : Dodi Haryanto
Editor : Ependi

Saat ini, Jepang mengimpor mangga dari Meksiko sebanyak 3.500 ton per tahun. Untuk 2024 ini, potensi ekspor mangga dari Indonesia ke Jepang ini bisa sekitar 600 ton.

BACA JUGA:Kemendikbudristek dan Komisi X DPRI Bahas Ferienjob hingga Seleksi Guru ASN PPPK

BACA JUGA:Peringkat Indonesia naik 8 peringkat, Erick Thohir ajak tim bekerja lebih keras

"Harga mangga di Jepang untuk ukuran yang kecil bisa berkisar Rp30-40 ribu per buahnya, tergantung musimnya,” katanya.

Kerja Sama Pembangunan Fasilitas VHT  Reuna saat ini menjalin kerja sama dengan Institut Pembangunan Jawa Barat Universitas Padjadjaran (Injabar Unpad).

Kedua pihak tengah mempersiapkan pembangunan fasilitas Karantina Tumbuhan untuk perlakuan uap panas atau vapour heat treatment (VHT), salah persyaratan teknis yang diminta oleh Jepang.

BACA JUGA:Menguatkan Perlindungan Konsumen

BACA JUGA:Urusan Pangan Jadi Atensi Khusus Menteri Pertahanan

“Semoga pembangunan fasilitas ini berjalan lancar dan segera dapat terealisasi ekspor mangga (gedong gincu) ini ke Jepang. Perkiraan kami, alatnya dapat digunakan pada Oktober-November nanti. Jadi mungkin bisa mulai ekspor perdana November nanti,” papar Prof. Keri Lestari Direktur Utama Injabar Unpad.

Keri menjelaskan potensi produksi mangga gedong gincu di Jawa Barat, yang meliputi Sumedang, Majalengka, Indramayu, Cirebon, dan Kuningan dapat terus ditingkatkan.

“Peningkatan produksi dapat terus dilakukan, potensi saat ini baru 2.500 ton pertahun. Langkah yang dapat dilakukan seperti peremajaan pohon mangga yang dominan sudah tua,” ungkapnya.

Menanggapi akselerasi ekspor mangga gedong gincu, Pemerintah Kabupaten Sumedang telah menyiapkan lahan untuk pembangunan fasilitas VHT dengan memanfaatkan bangunan resi gudang. Luas area perkebunan mangga gedong gincu di Sumedang lebih dari 1.465 hektar.

BACA JUGA: Rumah Panggung, Warisan Nenek Moyang yang Kini Terancam Hilang

BACA JUGA:Lebih dekat dengan RUU Perampasan Aset yang Tak Kunjung Dibahas

“Kami sudah menyiapkan lahan resi gudang untuk fasilitasnya. Namun, bila tidak memadai kami menyiapkan alternatif lahan di belakangnya seluas 7.000 meter persegi,” ucap Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Sumedang Sajidin.

Sahat mengapreasi kolaborasi yang terjalin antara pemerintah sebagai regulator, akademisi, pengusaha, dan masyarakat demi kemajuan bangsa. “Saya apresiasi kolaborasi ini, arahnya jelas. Kolaborasi yang berdasarkan saintifik ini perlu terus dilakukan. Apalagi demi kemajuan bangsa dan keuntungan kedua negara, Indonesia dan Jepang,” pungkasnya.

Kategori :