Salah satunya, memfasilitasi layanan emas di lebih dari 1.000 outlet BSI seluruh Indonesia.
BACA JUGA:Menkominfo: Uji Coba Starlink akan Digelar Mei 2024
BACA JUGA: Pemerintah Gerak Cepat Antisipasi Gejolak Geopolitik Dunia
Selain itu, BSI juga menyiapkan layanan digital melalui BSI Mobile untuk cicil emas, tabung emas & gadai emas.
Tidak ketinggalan, produk cicil emas dengan margin yang kompetitif serta cicilan ringan yang dapat diangsur hingga jangka waktu maksimal 5 tahun.
“Saat ini total kontribusi bisnis emas terhadap pembiayaan konsumer BSI sebanyak 6 persen,” ujar Anton.
Anton menyebut, mayoritas segmen nasabah yang memiliki emas di BSI berasal dari kalangan pegawai yang cenderung bisa mengatur cash flow untuk pembelian emas maupun cicil emas sesuai dengan pendapatan per bulan.
BACA JUGA:Lebaran dan Perputaran Ekonomi Masyarakat
BACA JUGA:Kinerja Terbaik Industri Manufaktur selama 2,5 Tahun
Harga Emas Meroket, Pengamat Ingatkan Dampak Negatif ke Pertumbuhan Ekonomi Aceh
Pengamat Ekonomi dari Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Mukhlis Yunus, menyebut kenaikan harga emas di Aceh saat ini mendorong masyarakat untuk menyimpan emas sebagai bentuk investasi. Namun, hal ini bisa berdampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi di Tanah Rencong.
Bahkan, kata dia, harga emas di Banda Aceh sudah tembus Rp3,8 juta per mayam. Untuk diketahui, mayam merupakan takaran atau satuan ukuran emas khusus yang dipakai masyarakat Aceh, di mana satu mayam setara dengan 3,33 gram emas.
"Masyarakat tidak terdorong untuk melakukan investasi di sektor lain sehingga perputaran uang menjadi lebih sedikit," ujarnya di Banda Aceh.
BACA JUGA:Kementerian PUPR akan Terima 26.319 Formasi ASN 2024
BACA JUGA:Telkom Raih Pendapatan Konsolidasi Rp37,4 Triliun di Kuartal Satu 2024
Ketika masyarakat menyimpan emas, lanjut dia, mereka cenderung tidak melakukan investasi di sektor lain.