"Saya selaku ketua BPD Tanah Harapan dan mewakili warga masyarakat yang ada disekitar sungai.
Meminta perhatian sejumlah pihak terkait terutama pihak BKSDA, untuk memindahkan buaya tersebut agar masyarakat kembali dapat mencari rejeki pada kawasan sungai tersebut," harap Atral.
BACA JUGA:Mabes Polri Buka Pendaftaran Taruna Akpol 2024
BACA JUGA:Universitas Negeri Yogyakarta Buka Kesempatan Mahasiswa Baru dari Jalur Prestasi
Terpisah, tokoh masyarakat Desa Tanah Harapan, Komarudin yang juga merupkan kepala kaum juga menyatakan.
Yang beraktivitas di sungai tersebut bukan hanya masyarakat Tanah Harapan dan Tanah Rekah saja.
Tapi masyarakat desa lain sekitarnya, seperti warga Desa Pondok Batu, Pondok Kopi, Teras Terunjam dan Kelurahan Koto Jaya serta Kelurahan Pasar Mukomuko.
Karena memang di situ tempat pencarian nafkah keluarga bagi sebagian warga.
BACA JUGA:Harga BBM hingga Listrik Dipastikan tak Naik meski Ada Konflik Iran-Israel
BACA JUGA:Kualitas SDM Jadi Fondasi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dan Setara
"Apa lagi Mukomuko yang dikenal dengan kuliner khas sambal lokannya, sementara lokan itu berasal dari sungai tersebut yang menjadi mata pencarian bagi sebagian besar warga.
Sekarang warga tidak lagi berani mecari lokan, tentu ini sangat berdampak pada perekonomian mereka.
Kami sangat berharap dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam. Dapat menindaklanjuti peristiwa ini agar memberikan rasa aman dan nyaman bagi warga dalam mencari nafkah.
Apa lagi Mukomuko yang dikenal dengan kuliner khas sambal lokannya, sementara lokan itu berasal dari sungai tersebut yang menjadi mata pencarian bagi sebagian besar warga.
BACA JUGA:Selain Mengobati Mata, Ternyata Wortel Menyimpan 5 Khasiat Ini...