BENGKULU RU - Penetapan 1 Ramadhan 1445 Hijriyah tahun ini kembali mengalami perbedaan, terutama antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.
Meskipun demikian, masyarakat khususnya di Provinsi Bengkulu diajak dan dihimbau untuk senantiasa saling menghargai perbedaan tersebut.
Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. H. Rohidin Mersyah mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan, Rukyatul Hilal belum terlihat. Sehingga, besar kemungkinan tahun ini kembali terjadi perbedaan dalam penetapan 1 Ramadhan.
"Meskipun berbeda, saya minta masyarakat untuk saling menghargai perbedaan itu," ungkap Rohidin yang sebelumnya turut serta dalam memantau Rukyatul Hilal.
BACA JUGA: Kedepankan Konsep Budaya, Resto Si Kabayan 91 Diapresiasi
Menurut Rohidin, dengan perbedaan itu, ibadah puasa yang ditunggu-tunggu, harus disikai dengan dengan suasana yang bijak.
"Kemudian kita mengedepankan saling menghargai. Silahkan yang berkeyakinan dengan metode hisab (Muhammadiyah) untuk memulai puasa besok pagi, dan ýang menunggu pengumuman pemerintah kita tunggu nanti malam," kata Rohidin.
Sekali lagi, lanjut Rohidin, persoalan perbedaan ini pasti ada hikmah yang bisa diambil. Salah satunya dengan saling menghargai perbedaan.
"Tapi yang terpenting, sejak awal bagaimana kita menyikapi dengan bijak perbedaan itu," tegas Rohidin.
BACA JUGA: Debit Air Tak Terkendali dan Irigasi Primer Terancam Jebol
BACA JUGA: PPP Bertambah 4 Suara, 4 Parpol Lain Merasakan Efek Dominonya
Sementara Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Bengkulu, Muhammad Abdu menyatakan, dari hasil pemantauan Rukyatul Hilal, ssegera dilaporkan kepada Kemenag Republik Indonesia (RI).
"Nantinya, pemerintah pusat melalui Kemenag mengumumkan secara resmi penetapan 1 Ramadhan, dari hasil laporan Rukyatul Hilal di seluruh provinsi," terang Abdu.
Disampaikannya lebih jauh, dari pengamatan sama sekali tak terlihat hilal. Sehingga hasil pengamatan ini dapat menjadi bahan pertimbangan penetuan 1 Ramadhan.