RADARUTARA.BACAKORAN.CO - Jebol jaringan irigasi penghantar air sawah antara Kemumu dan Tebing Kaning, dapat disikapi dengan merogoh pos Belanja Tak Terduga (BTT).
Dalam R APBD Bengkulu Utara (BU) Tahun 2024 yang tak kunjung mendapat nomor register sehingga menyebabkan program di kabupaten menjadi terhambat.
Diketahui, Pemda BU mengalokasikan anggaran situasi kahar itu, sebesar Rp 30 miliar. Sama dengan awal tahun lalu.
Namun dipantau dari sistem pelaporan keuangan resmi, dicatat anggaran BTT Tahun 2023 nilainya Rp 10 miliar. Terpakai 340-an juta.
BACA JUGA:Terus Jadi Sorotan, ASN Semakin Nekat!
BACA JUGA: Irigasi Utama Kemumu ke Tebing Kaning, Jebol
Politisi PKS yang juga Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) BU, Ir H Supriyanto, mendorong penggunaan anggaran darurat itu. Dia menilai, cukup berdasar, anggaran itu digunakan saat ini.
"Pasalnya, memasuki masa turun sawah. Apalagi, masih ada hamparan relatif luas yang terdampak dengan kejadian jebolnya irigasi itu," ujar Supriyanto.
Dia menilai, persoalan di sektor pangan ini sangatlah penting. Dari sisi obyeknya, BTT, didesain wajib sebagai komponen anggaran di pusat hingga daerah, mengantisipasi hal-hal yang di luar kendali manusia atau kahar.
"Maka penggunaan BTT ini perlu segera dikaji daerah, untuk menyikapi persoalan yang terjadi," ungkapnya.
BACA JUGA: Bupati Mian Siap Pertahankan WTP Kali Ketujuh
BACA JUGA: Bahas Operasi GI Arga Makmur Akhir Juni
Catatan RU, beleid eksekutorial oleh Pemda BU atas anggaran 2024 sebagai payung hukum penggunaannya, sudah diterbitkan dalam Peraturan Bupati (Perbup) Nomor 1 Tahun 2024.
Direktif kepala daerah ini sebagai payung hukum atas Pengeluaran Belanja yang Bersifat Mengikat dan Belanja yang bersifat Wajib Tahun 2024.
Lebih jauh, Supriyanto juga turut menyoroti soal laju kegiatan anggaran yang belum berjalan di kabupaten. Dia meminta, persoalan administratif yang cenderung dibarengi nuansa politis antar jenjang pemerintahan, sudah perlu disikapi pemerintah pusat.