Kedua peneliti itu pun terlibat dalam proyek produksi berskala besar atas dorongan pemerintah Inggris dan Amerika.
Saat Perang Dunia II pacah, penisilin sudah tersedia untuk mengobati prajurit perang yang membutuhkan.
Pada masa itu juga, penisilin diklaim telah menyelamatkan jutaan manusia dari pneumonia, sifilis, gonorhea, difteri, jengkering dan infeksi pada kelahiran bayi.
Dari mulanya diproduksi untuk kepentingan perang. Tapi pada 1944 penisilin dapet digunakan pada masyarakat sipil pada kedua negara yang menjadi inisiator dan pendorong produksi massal penisilin yakni Inggris dan Amerika.
BACA JUGA: Musim Trek, Harga Sawit Masih di Atas Rp2.000/Kg
BACA JUGA:Penentuan Program Pembangunan 2025, Kecamatan Lais Musrenbangcam
Tepat pada tahun Indonesia merdeka: 1945, penggunaan penisilin menyebar ke seluruh dunia.
Atas jasanya menemukan penisilin, Fleming diganjar beberapa nobel penghargaan di Bidang Kedokteran pada tahun 1945.
Termasuk di dalamnya Howard Walter Florey dan Ernst Boris Chain yang merupakan peneliti dari Universitas Oxford, selaku orang pertama yang berhasil memurnikan penisilin temuan Fleming.
Fleming juga diangkat sebagai Presiden Perkumpulan Mikrobiologi Umum, anggota The Pontifical Academy of Science.
BACA JUGA:Penentuan Program Pembangunan 2025, Kecamatan Lais Musrenbangcam
BACA JUGA: Bawaslu Awasi Penggantian 791 Surat Suara Rusak, KPPS Dibimtek
Dia juga diangkat sebagai anggota kehormatan hampir di semua komunitas kedokteran maupun perkumpulan ilmuan. (*)