Alhamdulillah, industri manufaktur bisa dikelola bersama dengan baik, sehingga pertumbuhannya terus meningkat. Ini yang harus menjadi fokus dan perhatian kita bersama ke depannya, kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasmita dalam keterangan tertulis di Jakarta.
Mendukung ungkapannya, Menperin Agus pun menyodorkan data. Di tengah tantangan dampak geoekonomi dan geopolitik global, industri manufaktur nasional mampu berperan penting terhadap capaian produk domestik bruto (PDB) nasional.
Yakni, mencapai 16,83 persen pada triwulan III-2023. Pada periode yang sama, pertumbuhan industri manufaktur menembus 5,02 persen, mampu melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 4,94 persen.
Selain itu, industri manufaktur juga konsisten menjadi kontributor terbesar dalam capaian nilai ekspor. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), pada periode Januari--November 2023, ekspor produk manufaktur mendominasi dengan nilai lebih dari USD171,23 miliar.
BACA JUGA: Indonesia Gandeng Vietnam Jadi Pemain Lobster Dunia
BACA JUGA:Melihat Cermin di Danau Paisu Pok
Dengan kinerja itu, sebagaimana laporan safeguardglobal.com, Indonesia pun masuk 10 besar penyumbang produk manufaktur dunia, yang sekaligus satu-satunya negara ASEAN di dalam daftar tersebut.
Berdasarkan publikasi tersebut, Indonesia berkontribusi sebesar 1,4 persen kepada produk manufaktur global.
Posisi prestisius ini merupakan kenaikan yang berarti, karena pada empat tahun yang lalu, Indonesia masih berada di posisi 16.
Seiring dengan harapan membaiknya kondisi global dan perekonomian nasional, Menperin optimistis performa industri manufaktur semakin menjulang di tahun naga kayu. Kami memproyeksi untuk pertumbuhan industri pengolahan nonmigas 2023 sebesar 4,81 persen, dan kami tetapkan target 2024 sebesar 5,80 persen,sebutnya.
BACA JUGA: Pajak Kolaborasi Banyak Pihak
BACA JUGA: Imunisasi Nasional Polio Cegah Lumpuh Layu
Dongkrak Kinerja
Guna membidik sasaran pertumbuhan 5,80 persen di 2024, Kemenperin menyiapkan sejumlah strategi. Antara lain, fokus menjalankan berbagai program prioritas pada 2024.
Misalnya, program pendidikan dan pelatihan vokasi berbasis kompetensi, program restrukturisasi mesin dan/atau peralatan kepada pelaku industri kecil dan menengah (IKM), serta program penumbuhan wirausaha baru dan pengembangan IKM startup berbasis teknologi.