Adapun jenis vaksin yang akan digunakan pada Sub PIN Polio kali ini adalah vaksin generasi terbaru, yaitu Novel Oral Polio Vaksin tipe 2 atau nOPV2, yang diberikan sebanyak dua tetes dengan interval minimal satu bulan.
BACA JUGA:Pemkab Mukomuko Siap Hadapi Dampak El Nino, Suhu Panas Menyengat
BACA JUGA: Pemkab Usulkan Fasilitas Rehabilitasi Warga Miskin Berobat di Padang
Pemberian imunisasi nOPV2 menargetkan 8,4 juta anak berusia 0-7 tahun.
Rinciannya, Provinsi Jawa Timur sebanyak 4,4 juta anak, Provinsi Jawa Tengah 3,9 anak, dan Kabupaten Sleman sebanyak 149 ribu.
Pelaksanaan Sub PIN akan dilaksanakan selama satu pekan, diikuti sweeping selama lima hari.
Imunisasi dapat didapatkan masyarakat secara gratis di fasilitas layanan kesehatan seperti puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, satuan pendidikan seperti PAUD, TK, SD/sederajat serta pos imunisasi lainnya di bawah koordinasi puskesmas.
BACA JUGA: Temui Disperindag, Kades Agung Jaya Angsur PAD Pasar
BACA JUGA: Mengenal Para Ilmuan Dunia, Untuk Pelajar SD, SMP dan SMA
Meski ada program Sub PIN Polio, pelayanan rutin imunisasi lainnya tetap berjalan normal seperti biasa.
Sejak akhir 2023, Ditjen P2P Kemenkes mendapatkan laporan ditemukannya tiga penyakit kasus lumpuh layu akut (Acute flaccid paralysis/AFP) yang disebabkan oleh Virus Polio Tipe Dua. Dua kasus ditemukan di Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur pada Desember lalu sedangkan satu kasus lainnya ditemukan di Jawa Timur pada 4 Januari 2024.
Pada bulan Desember 2023 telah ditemukan dua kasus lumpuh layu akut yang disebabkan oleh virus polio dengan kronologis kasus yang berbeda.
Satu kasus imunisasi polionya tidak lengkap, satu lagi status imunisasinya lengkap tapi mengalami malnutrisi, ungkap Dirjen P2P Maxi Rein Rondonuwu.
BACA JUGA:Kuasa Pengguna Anggaran Rentan Motori Pelanggaran
BACA JUGA: PAD Pasar Nunggak, Disperindag Surati Kades
Pola Hidup Bersih