ARGA MAKMUR RU - Kasus Demam Berdarah Dongue (DBD) sepanjang tahun 2023, menyebabkan 2 orang meninggal dunia. Meski begitu, dikomparasikan dengan tahun sebelumnya. Kasus yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan mentransmisikan virus ke tubuh manusia itu mengalami penurunan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bengkulu Utara (BU), Samsul Ma'arif, SKM, M.Kes, melalui Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P), Ujang Ismail, SKM, MPH. Ketika dibincangi media, tak menampik catatan kasus sampai dengan penghujung tahun lalu itu. "Totalnya ada 133 kasus selama 2023. Dua orang meninggal dunia," Ujang menjabarkan. Kasus DBD hingga menyebabkan korbannya meninggal dunia itu, kata Ujang, terjadi pada bulan April serta September. Namun begitu, magister lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) ini menjelaskan. Kasus kematian itu tidak semata-mata disebabkan oleh DBD. Ada dugaan, faktor komordibis juga mempengaruhi kasus tersebut. BACA JUGA:Terkini: Banjir Rendam Belasan Rumah Warga Giri Kencana Ketahun. Begini Kondisinya. "Suspek juga memiliki penyakit penyerta lain," ungkapnya. Secara angka, Ujang menyampaikan, penutup tahun 2022 justru mencatatkan kasus DBD di daerah ini nyaris 2 kali lipat. Jika 2023 sebanyak 133 kasus. Tahun 2022 terdapat 226 kasus DBD di daerah ini. Musabab kemunculan DBD ini, terus Ujang, tidak lain karena faktor kebersihan lingkungan. Baik lingkungan tempat tinggal atau pun lingkungan dalam lingkup yang lebih luas. "Tapi pada 2022 itu, tidak tercatat suspek DBD hingga meninggal dunia," pungkasnnya. (bep)
Kategori :