Dendam

Sabtu 22 Feb 2025 - 19:58 WIB
Reporter : redaksi
Editor : Ependi

Beberapa detik berselang, peluit akhir dibunyikan sebagai tanda berakhirnya pertandingan.  Macan Alipen pun harus rela menerima kekalahan dari Harimau Bencong dengan skor tipis 1-2. 

Bola kasti/tembhung merupakan olahraga tradisional warisan leluhur yang hanya bisa jumpai di Kabupaten Sumenep Saja, apalagi di daerah Timur Daya (Dungkek, Batang-batang, Gapura dan Batuputih). 

Olahraga ini terdiri dari 12 pemain, setiap klub mempunyai tim A dan B bahkan C yang bertanding secara giliran. Lapangan yang digunakan berbentuk persegi panjang dengan diameter  100-150 meter kali 8-15 meter.

Durasi waktunya kondisional, paling sebentar 10 menit dan paling lama 25 menit kali 2 babak.  Olahraga ini dilangsungkan setelah adzan Ashar sampai selesai. 

BACA JUGA:Sekuntum Mawar dengan Tangkai yang Patah

BACA JUGA:Negeri Jenggala

Menariknya, 3 hari bahkan satu minggu menjelang pertandingan, setiap  waktu isya" hingga subuh, biasanya para pemain akan berkumpul di rumah ketua tim atau di Maqbarah/asta/bujhu" untuk  untuk mengaji, memohon kemenganan, dan memperkuat amalan-amalan kesaktian mereka (syarat).

Kendati pemain selain harus mempunyai skill yang mempuni, mereka juga perlu dan harus memantapkan suluk mantra atau ritual spiritual agar saat bertanding mereka tidak apes atau ecapo" syarat oleh tim lawan, masing-masing pemain akan mempunyai penjaga seperti dukun, ustadz dan lain sebagainya.

Saat sampai hari H, para pemain akan sangat berhati-hati, mereka harus patuh terhadap seseorang yang memang dipercaya, orang itu itu akan memberitahu dari arah mana mereka akan keluar atau berangkat dari rumah atau dari titik kumpul, jika keluar sembarang, maka konon, timnya akan apes.

Saat sampai di lapangan, para pemain akan mencari kobasa yaitu arah yang akan ditempati. tidak boleh sembarang arah tentunya, dan itu semua ada ilmu dan  kitabnya yang tidak sembarang orang bisa  memilikinya.

BACA JUGA:Di Balik Pintu Hotel Melati

BACA JUGA:Wajahmu Berbeda

Sejak saat itu para pemain akan terus melafalkan mantra-mantra atau doa-doa. Doa ayah, istri, ibu dan anak akan menjadi spirit mereka dalam bertanding, debar dada akan semakin berguncang hebat. 

 Saat akan memasuki lapangan mereka tidak boleh sembarangan, jika pada hari pertandingan itu menurut ilmu yang tadi merupakan kobasa lowar, maka mereka harus masuk ke dalam lapangan setelah tim lawan masuk, dan jika hari itu merupakan kobasa dhalem, maka mereka harus masuk ke dalam lapangan sebelum tim lawan masuk.

Sejak saat itu biasanya aroma-aroma mistis akan tercuim, seperti memukul telur ayam kampung menggunakan selapang, menabur kembang, menabur tepung, bahkan biasanya akan ada seseorang yang memperagakan gerakan-gerakan yang jika dilogikakan akan terlihat sangat aneh, bahkan akan menganggapnya gila.

***

Kategori :

Terkait

Sabtu 13 Dec 2025 - 18:07 WIB

Lukisan Merah

Sabtu 02 Aug 2025 - 19:16 WIB

Kunang-kunang di Matamu

Sabtu 02 Aug 2025 - 19:05 WIB

The Emerald Code

Sabtu 26 Jul 2025 - 19:56 WIB

Tuangan Teh Terakhir

Sabtu 26 Jul 2025 - 19:49 WIB

DOTI LAMAIKA