Waspadai Daging Tiren, Syarkawi: Apalagi yang Terjangkit PMK

Jumat 14 Feb 2025 - 21:16 WIB
Reporter : Doni Aftarizal
Editor : Ependi
Waspadai Daging Tiren, Syarkawi: Apalagi yang Terjangkit PMK

BENGKULU RU - Masyarakat diminta mewaspadai peredaran daging yang tak layak konsumsi atau tiren, terlebih yang sempat terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). 

Demikian disampaikan Kepala Dinas (Kadis) Peternakan dan Kesehatan Hewan (Nakeswan) Provinsi Bengkulu, drh. M. Syarkawi, MT, Jum'at 14 Februari 2025.

Menurut Syarkawi, daging tiren merupakan daging hewan yang sudah mati sebelum disembelih. Ketika dikonsumsi, daging tiren ini berbahaya bagi kesehatan. 

"Kemungkinan beredarnya daging tiren tetap ada. Jadi masyarakat perlu kita ingatkan, terlebih daging tiren yang bersumber dari hewan yang mati akibat terjangkit PMK," ungkap Syarkawi.

BACA JUGA:500 Dosis Vaksin PMK Bakal Disuntikan, Ternak di Kecamatan MSS Prioritas Puskeswan Putri Hijau

BACA JUGA:Gara-gara PMK, Puluhan Ternak Diambil Darahnya

Dilanjutkan Syarkawi, pentingnya kewaspadaan dan kesadaran masyarakat terhadap pemanfaatan daging, agar bisa terhindar dari gangguan kesehatan saat mengkonsumsi. 

"Daging tiren tidak layak dikonsumsi karena hewan ternak tersebut sudah mati sebelum disembelih, sehingga kualitas dagingnya rentan terkontaminasi bakteri penyebab penyakit," kata Syarkawi. 

Selain itu, sambung Syarkawi, daging dari hewan yang mati karena PMK, juga berpotensi membawa penyakit hewan ternak yang dapat membahayakan kesehatan manusia. 

“Makanya kita mengingatkan masyarakat untuk selektif dalam membeli daging untuk konsumsi," tegas Syarkawi.  

BACA JUGA:119 Ternak di Bengkulu Terpapar PMK, 4 Ekor Mati

BACA JUGA:Gara-gara PMK, Balai Veterina Lampung Datangi Mukomuko

Syarkawi menjelaskan, walaupun sekilas mirip, daging tiren sebenarnya dapat dibedakan dari daging segar melalui beberapa ciri seperti warna, aroma dan tekstur. 

"Daging yang tidak layak konsumsi biasanya memiliki bau menyengat, tekstur lembek dan berlendir, serta warna yang cenderung kehitaman atau pucat," tambah Syarkawi. 

Lebih lanjut Syarkawi mengemukakan, untuk mencegah peredaran daging tiren, masyarakat dan peternak diimbau untuk lebih teliti dalam memanfaatkan hewan yang mati, apalagi karena PMK. 

Kategori :