
BACA JUGA: Misteri Nyi Blorong: Legenda yang Tak Pernah Pudar, Siapa Sebenarnya Sosok Ini?
BACA JUGA:Legenda 'Hantu Laut' di Pantai Parangtritis yang Hingga Kini Masih Menjadi Kisah Mistis
Tanah di sekitar Gunung Merapi sering kali mengalami pergeseran atau longsoran karena aktivitas vulkanik dan gempa bumi, yang bisa menyebabkan pohon tumbuh miring.
Selain itu, material vulkanik yang meluncur dan tanah yang labil bisa mempengaruhi akar pohon, membuat mereka tumbuh tidak tegak.
Namun, meskipun ada penjelasan ilmiah tentang fenomena ini, kepercayaan masyarakat tetap kuat.
Bagi mereka, meskipun ilmu pengetahuan memberikan penjelasan rasional, mitos tetap hidup dalam kehidupan sehari-hari mereka sebagai cara untuk memahami dunia yang penuh dengan ketidakpastian.
Mitos yang Terus Hidup
BACA JUGA:Salah Satu Makam Angker di Jakarta: Kisah Misteri TPU Tanah Kusir
BACA JUGA:5 Fakta Tanah Kusir: Dari Pahlawan Hingga Hantu Gentayangan
Bagi sebagian orang, mitos ini menjadi bagian dari ritual dan tradisi yang memperkuat rasa kewaspadaan.
Beberapa pendaki dan penduduk bahkan menganggap bahwa jika mereka tidak memperhatikan tanda ini, mereka bisa terkena dampak buruk dari aktivitas Gunung Merapi yang tiba-tiba.
Namun, di sisi lain, ada juga yang melihat mitos ini hanya sebagai warisan budaya yang harus dihormati.
Beberapa warga dan petualang yang lebih modern lebih mengandalkan alat-alat teknologi seperti seismograf dan data meteorologi daripada mengandalkan mitos dan kepercayaan tradisional.
Mereka tetap menghargai budaya lokal, tetapi juga berpegang pada ilmu pengetahuan sebagai pedoman.
BACA JUGA:Lampor: Kisah Mistis dari Temanggung yang Menyeramkan
BACA JUGA:Kisah Mistis Dibalik Mitos Larangan Bersiul di Malam Hari yang Dianggap Bisa Memanggil Setan
Meski kita hidup di zaman yang serba canggih, tidak ada salahnya untuk tetap menghargai mitos yang ada, terutama yang sudah menjadi bagian dari budaya masyarakat setempat.