
Jika dibeli dengan harga Rp 6.500, maka para petani ini dalam 1/4 hektar sawahnya, bisa mendapatkan omzet Rp 6.5 juta dalam sekali panen.
BACA JUGA:Serap Gabah Petani, Bulog Bengkulu Pastikan Ikuti Keputusan NFA
BACA JUGA:Menguji HPP di Daerah, Bulog vs Tengkulak dan Syarat Lengkap Kualifikasi Serap Gabah dan Beras 2025
Siklusnya, Rp 2 juta kembali untuk modal awal dari persiapan lahan, pemupukan, penyemprotan pestisida, hingga panen, maka dalam satu kali panen laba bersih 1/4 hektar padi sawah ini, sebesar Rp 4.5 juta.
Meskipun kenaikan harga ini sudah membawa tren positif, namun masyarakat tingkat terbawah, yakni pelaku tani padi tak putus berharap hanga padi semakin meningkat terus.
"Kalau kami petani padi, maunya harga gabah terus naik, jangan hanya sebatas Rp 6.500 perkilogram," tuntasnya.
Sementara itu, dirinya juga mengaku masih belum mengetahui pasti bagaimana teknis penyerapan gabah petani, yang kabarnya bakal di tampung oleh pemerintah.
BACA JUGA:HPP Gabah Dikerek, Bulog Diminta Serap Gabah di Daerah
BACA JUGA:Dilema Petani Padi, Harga Gabah Tidak Ideal
"Belum, tau mas. Kami juga masih nunggu kabar juga," ujarnya lagi.
Mengingat, kondisi tanaman padi milik para petani di area Kecamatan Armajaya rata-rata baru berusia 1 bulan.
Diperkirakan bakal panen secara bertahap pada bulan April hingga Mei 2025 mendatang.
Dirinya berharap, kondisi harga gabah pada saat panen raya nanti tidak mengalami perubahan.
Bahkan berharap, kepada pemerintah agar kiranya bisa kembali meningkatkan HPP gabah ini.
BACA JUGA:Perlu Skenario Kompetisi Harga Gabah Petani
BACA JUGA: Masuki Masa Panen Raya, Harga Gabah Kering Panen Mulai Stabil