BACA JUGA:Kemenperin Dukung Transformasi Industri Hijau melalui Pemantauan Emisi Berkelanjutan
BACA JUGA:Industri Hijau Jadi Standar Pembangunan Berkelanjutan
Ketiga, Green Industry Service Company (GISCO).
Sebuah kerangka kerja strategis yang diluncurkan untuk mempercepat transformasi industri menuju keberlanjutan melalui integrasi pendanaan, teknologi, dan layanan pendukung lainnya.
Keempat, meluncurkan Sistem Elektronik Layanan Sertifikasi Industri Hijau (SELASIH) sebagai bagian dari platform digital yang mendukung sertifikasi industri hijau dan transparansi dalam pelaporan emisi.
Kelima, mengembangkan Ekonomi Sirkular. Program ini telah membuahkan lima perusahaan industri yang berhasil menerima piagam apresiasi atas implementasi ekonomi sirkular. Langkah ini menjadi bagian penting dalam mengurangi limbah dan memaksimalkan penggunaan sumber daya.
BACA JUGA:Prospek Obat Bahan Alam, Momentum Emas Industri Hijau Indonesia
BACA JUGA: Menko Marves Tekankan Pentingnya Transisi Energi Berkeadilan dan Pengembangan Industri Hijau
Dengan program andalan tersebut, hingga akhir 2024, sejumlah capaian yang berhasil diraih di antaranya;
- Pengurangan Emisi GRK: Indonesia berhasil mengurangi 6,92 juta ton CO2eq dari sektor industri, melampaui target Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) 2030.
- Efisiensi Biaya: Efisiensi biaya industri hijau meningkat menjadi 7,31%, naik dari 6,71% pada tahun sebelumnya.
- Partisipasi Industri: Lebih dari 000 peserta dari berbagai latar belakang mengikuti AIGIS 2024, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap transformasi hijau.
BACA JUGA:Industri Halal, Industri Masa Depan
BACA JUGA:Mengungkap Dominasi China dalam Industri Fast Fashion Global
Kolaborasi untuk Masa Depan yang Lebih Hijau
Transformasi ekonomi hijau di Indonesia didukung oleh kemitraan strategis dengan berbagai organisasi internasional, termasuk World Resources Institute (WRI) dan Institute for Essential Services Reform (IESR). WRI telah menyusun peta jalan dekarbonisasi, sementara IESR berfokus pada peningkatan daya saing industri dalam memenuhi standar keberlanjutan global.
“Dekarbonisasi industri bukan hanya tantangan, tetapi juga peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemimpin regional dalam industri rendah karbon,” ungkap Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa.